Jamaah Umroh First Travel Ancam Tarik Dana
Andika Surachman menuding adanya oknum-oknum yang sengaja mempersulit pihaknya dalam pembuatan visa sebagai dokumen penting dalam keberangkatan haji.
Editor:
Eko Sutriyanto
"Jika nantinya ada hal yang sifatnya wanprestasi, itu sudah tergantung jamaah bagaimana menyikapi. Yang jelas untuk sekarang kami pegang komitmen mereka yang sudah diumumkan ke mana-mana," ungkapnya kepada Kontan, Senin (24/4/2017).
Menurutnya, Kemenag akan terus memantau sesuai dengan regulasi.
Solusi yang ditawarkan First Travel seperti penambahan biaya dengan menggunakan pesawat charter, juga disetujui asalkan, kebijakan tersebut tidak merugikan jamaah.
Disinggung mengenai dugaan oknum yang menyulitkan pengurusan visa atas nama First Travel, Muhajirin menyarankan agar kesulitan seperti itu sebaiknya tidak dibeberkan.
Ia menambahkan, sebagai pihak yang paling paham mengenai masalah internal dalam perusahaannya, First Travel harusnya sudah menyusun langkah-langkah yang harus mereka ambil jika mereka memang merasa dirugikan.
"Jangan sampai ada pihak-pihak yang merasa tidak tahu, lalu tertuduh," lanjutnya.
Baca: Kementerian Agama Panggil First Travel Terkait Penundaan Keberangkatan Jemaah
Muhajirin menyarankan agar First Travel menjalin komunikasi yang baik dengan pihak-pihak yang memiliki kewenangan dalam pengurusan dokumen-dokumen umrah sehingga, tidak terjadi kesalahpahaman.
Amina Septi, salah satu calon jamaah First Travel asal Jakarta mengeluhkan kurang jelasnya info yang dia dapat mengenai tanggal keberangkatan.
Ia mengaku telah mendaftar sejak April 2016 bersama keluarganya dengan total 5 calon jamaah dan melakukan pelunasan sebulan setelahnya yaitu Bulan Mei dengan biaya Rp 14,3 juta per orang.
Ia dijanjikan akan berangkat tepat setahun setelah pelunasan.
"Katanya tidak akan lebih dari bulan pelunasan, jadi harusnya di bulan mei. Tapi sampai sekarang masih belum ada penjelasan," lanjutnya.
Ia juga menyayangkan sikap agen yang mengurusi keberangkatannya yang dinilai kurang komunikatif.
Ia dituntut menjadi pihak yang terus follow up.
Bahkan, info terbaru yang disampaikan oleh First Travel, tidak ia dapatkan secara langsung. "Email pun dibalasnya setelah beberapa hari kemudian. Dan masih tanpa solusi," ujarnya.
Mengenai biaya penambahan Rp 2,5 juta untuk keberangkatan yang lebih awal, Amina mengaku tidak akan membayar lagi. Ia bahkan menimbang untuk melakukan refund.
"Sudah kapok. Saat ini masih didiskusikan dengan keluarga mengenai langkah kami selanjutnya," ungkapnya.