3 Srikandi Kerja Sampai Dini Hari di Proyek Simpang Susun Semanggi
Gerby Isla Maulida yang bertugas di bagian Pusat Pengendalian Data proyek Simpang Susun Semanggi, baru berusia 18 tahun
Duhulunya, kawasan tempat dibangunnya jembatan Semanggi itu berupa rawa-rawa dan banyak tumbuh tanaman Semanggi.

Dalam satu kesempatan, Bung Karno sendiri pernah mengemukakan filosofi daun Semanggi. Filosofi yang dimaksud adalah simbol persatuan.
Kini, Jembatan Semanggi telah menjadi sejarah, sekaligus saksi sejarah bagi banyak peristiwa penting di negeri ini.
Pada masa awal pembangunannya, banyak pihak yang memprotes, karena dianggap sebagai proyek yang menghambur uang negara. Padahal, masih banyak rakyat yang menderita, karena kemiskinan.
Namun, Bung Karno melihat jauh ke depan dan untuk kepentingan yang lebih besar.
Sebenarnya, ide awal Bung Karno adalah membangun sebuah stadion olahraga megah di kawasan Senayan.
Saat ide itu akan digulirkan, Soekarno menggelar rapat kabinet. Di sanalah, Ir Sutami, yang ketika itu menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum (PU), mengusulkan agar dibangun jembatan untuk mengatasi kemungkinan munculnya persoalan kemacetan lalu lintas.
Karena di situ merupakan titik pertemuan jalan besar, antara Jalan Gatot Soebroto dengan Jalan Sudirman.
Akhirnya, diputuskan oleh Bung Karno agar pembangunan Jembatan Semanggi dijadikan satu paket dengan pembangunan Gelora Senayan (sekarang Gelora Bung Karno), Hotel Indonesia, dan lain-lain.
Semua fasilitas itu dibangun untuk menyambut perhelatan Asian Games tahun 1962. Jembatan itu sendiri dimulai pembangunannya pada tahun 1961.

Karena konsepnya adalah persipangan tanpa traffic light, maka jembatan pun dibangun melingkar melingkar-lingkar dan layak disebut sebagai fly over.
Kini, jembatan tersebut menjadi poros lalu lintas Ibu Kota, sekaligus menjadi simbol kemakmuran perekonomian. (Tribunnews/Yulis)