Minggu, 21 September 2025

Keliling Mangga Dua Naik Bajaj, Turis Ini Diperlakukan Tak Enak Sepulangnya ke Hotel Tempat Menginap

Kejadian tak menyenangkan dialami pria ini dan anak-anaknya. Mereka sekeluarga sedang berwisata di Jakarta.

Facebook
Hingga saat ini postingan Jericho Prasetyo telah dibagikan 8.307 kali dengan lebih dari 5 ribu emoji marah di sana. 

Maka kami berinisiatif untuk mencari bajaj untuk anak kami pergi jalan2 keliling sekitar hotel naik bajaj.

Kami memesan Bajaj & langsung kami bayar lunas agar bapak Bajaj senang mengantar kami & anak-anak keliling sekitar hotel.

Ternyata bapak Bajaj tsb senang dg tips yg kami kasih, maka Bapak Bajaj mengantar kami keliling mangga2.

Stlh smp dpn hotel, bpk Bajak tdk berani masuk lobby, kami minta bapak bajaj msk & antar kami smp msk dpn lobby hotel.

Karena berencana mau ajak anak-anak berfoto didepan bajaj.

Tanpa basa-basi, tanpa permintaan maaf & penjelasan yg baik pegawai Hotel tanpa mempedulikan kami sbg tamu hotel.

Pegawai tersebut terus menyuruh Bajaj pergi dari lobby. Adapun didpn hotel tidak ada tanda larangan bg Bajaj untuk masuk Lobby Hotel.

Sangat ironis sekali bhw Pemprov DKI melestarikan Bajaj sbg aset daerah & mjd maskot / sbg ciri khas kota Jakarta.

Namun oleh Hotel sgt tidak dihormati keberadaannya.

Padahal dalam Bajaj ada tamu hotel, seharusnya pihak hotel mempertimbangkan kembali peraturannya, karena ini menyangkut budaya seni Jakarta.

Anak saya tidak akan minta naik bajaj jika bajaj itu ada di kota Semarang.

Namun karena Bajaj adalah seni atau ciri khas kota Jakarta maka kami naik Bajaj bukan karena mau pergi ke suatu tempat, tapi kami naik Bajaj karena ingin merasakan nikmatnya naik kendaraan khas kota Jakarta tersebut.

Kami dtg ke Jakarta krn tujuan wisata bukan bisnis, shg Jakarta sudah seharusnya memikirkan wisata, termasuk Bajaj sbg sebuah daya tarik wisata selain Ancol, Monas, dll.

Perlu dipertimbagan kembali oleh pihak Hotel melarang Bajaj masuk lobby, karena perijinan Hotel ada dibawah Dinas Pariwisata, sehingga pihak hotel harus tau mana yg berhubungan dg wisata, mana yang sekedar bisnis semata.

Ini kekecewaan kami yang kami angkat agar dpt mjd kritikan bagi Pihak Managemen Hotel dan jd masukan jg bg Pemprov DKI untuk memperlakukan Bajaj bukan sbg kendaraan umum biasa tapi sbg ciri khas kota Jakarta dg tujuan wisata.

Halaman
123
Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan