Jumat, 5 September 2025

Mengapa Masyarakat Tionghoa Menghormati Guan Yu yang Patungnya Dipermasalahkan

Alhasil pengurus klenteng mengambil keputusan untuk menutupi patung setinggi 30 meter itu dengan kain putih yang berukuran besar.

Editor: Johnson Simanjuntak
capture video
Massa dari gabungan lembaga swadaya masyarakat (LSM) Surabaya menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Jawa Timur Surabaya, Senin (7/8/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Patung Kongco Kwan Sing Tee Koen di Klenteng Kwan Sing Bio, Tuban, Jawa Timur, dipermasalahkan sejumlah pihak, karena dianggap melecehkan kedaulatan mereka.

Karena patung tersebut dianggap dewa perang Tiongkok, dan ukurannya lebih tinggi dari patung-patung pahlawan nasional.

Tudingan tersebut tidak sepenuhnya benar menurut Ketua Umum Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) Uung Sendana.

Saat dihubungi Tribunnews.com, tokoh yang patungnya dipermasalahkan itu, sejatinya adalah jendral perang yang karena kesetiannya kepada sang atasan, telah menginspirasi masyarakat Tiongkok.

"Kalau di kita Kuan Kong itu sama seperti Santo atau Aulia ya, yang dihormati karena kesetiannya, sama megang teguh keperacayaan," ujarnya.

Namun pedapat dari kelompok-kelompok yang tidak senang atas keberadaan patung tersebut, telah menyulut polemik nasional.

Alhasil pengurus klenteng mengambil keputusan untuk menutupi patung setinggi 30 meter itu dengan kain putih yang berukuran besar.

Kongco Kwan Sing Tee Koen adalah tokoh yang pernah hidup di dataran Tiongkok di awal abad pertama masehi. Ia juga dikenal dengan nama Guan Yunchang atau Kwan Yintiang, Guan Yu, Kwan Kong, Guan Gong atau Kwan Ie.

Ia adalah salah satu tokoh berpengaruh di cerita Samkok, atau sejarah tiga negara, yang menjadi salah satu dasar berdirinya Kerajaan Cina.

Baca: Jika Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar Berduet Pilkada Jawa Barat Aman

Bagi penggemar roman kisah Samkok, atau mereka yang pernah menonton film 'Red Cliff' yang dibintangi aktor Mandarin, Tony Leung, mungkin mereka ingat dengan tokoh Guan Yu.

Ia digambarkan serupa dengan patung Kuan Kong, yakni laki-laki bertubuh besar, dengan kumis dan janggut yang menjuntai panjang.

Ia digambarkan sebagai seorang jendral yang tangguh serta petarung yang handal dengan tenaga yang luar biasa.

Bahkan ia bisa merobohkan seekor kuda dengan jurus yang ia miliki. Guan Yu juga dikenal sebagai seseorang yang memegang teguh supah setianya terhadap sang pemimpin, Liu Bei.

"Karena kesetiaan dan sikapnya memegang teguh kebenaran, Guan Yu menjadi 'Shen Ming, (red: tokoh suci)" bukan karena kemampuannya berperang," katanya.

Ia menolak jika patung tersebut dianggap melecehkan seperti yang dituduhkan kelompok tertentu.

Uung Sedana menyebut patung tersebut didanai sepenuhnya oleh masyarakat, dan tidak ada campur tangan pemerintah Tiongkok sama sekali.

"Tidak ada hubungannya dengan sana (Tiongkok), saya saja sudah tidak bisa bahasa sana. Ini murni agama, jadi jangan dikait-kaitkan dengan politik," katanya.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan