5 Fakta Sopir GrabCar Tewas Ditikam 26 Tusukan, Firasat Korban Sampai Polisi Tembak Mati Pelaku
Dita Simanjuntak, anak sulung korban tampak terdiam dan termenung menatap foto almarhum ayahnya yang terpampang di dinding rumah.
Editor:
Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - David Julher Simanjuntak (46) , sopir GrabCar ditemukan meninggal dunia di drainase Jalan Sempurna, Medan, Sumatera Utara, Minggu (24/9/2017) dini hari.
Melansir dari Tribun Medan, jasad David ditemukan dalam keadaan terlungkup bersimbah darah di parit, tidak jauh dari indekos elit di Jalan Sampurna.
Jasadnya pertama kali ditemukan oleh satpam indekos, Hendro Siagian.
Penemuan mayat tersebut dibenarkan oleh Kapolsek Medan Kota, Kompol Martuasah Tobing dan langsung melakukan penyelidikan.
Baca: Wiranto Klarifikasi Pernyataan Panglima TNI Soal 5000 Pucuk Senjata Ilegal
"Ditemukan sosok mayat berjenis kelamin laki - laki usia sekitar 45 tahun. Terdapat luka-luka akibat hantaman benda tajam di bagian tangan sebelah kiri, bagian wajah dan kepala diduga akibat penganiayaan. Sehingga korban meninggal dunia," ujarnya.
Diketahui, David kehilangan nyawa akibat 26 tusukan di tubuhnya.
Berikut tim TribunWow.com himpun fakta-fakta terkait tewasnya David Juhler Simanjuntak ini. Simak selengkapnya di sini!
1. Rintihan Yorida Sihombing, istri korban
Yorida Sihombing, istri David Julher Simanjuntak tak kuasa menahan tangisnya.
Melansir dari Tribun Medan, ia terlihat setengah terbaring di samping peti mayat yang dibalut kain putih yang dipersiapkan untuk peristirahatan terakhir suaminya.
Yorida pun menyatakan bahwa dirinya tak habis pkir apa yang terjadi pada suaminya.
Ia tak menyangka suaminya harus kehilangan nyawa dengan 26 tusukan di tubuhnya.
"Ambillah mobilnya jangan ambil nyawa nya. Ini sudah diambil mobil dan uangnya diambil mobilnya dibunuh lagi dengan 26 tusukan. Kejam kali lah itu, pasti orang yang pakai narkoba nya itu," terangnya, Minggu (24/9/2017) di rumah duka.
Ia pun menduga bahwa kejadian tersebut terjadi ketika suaminya tengah dalam perjalanan pulang ke rumah.
Baca: Menkopolhukam Akui Pernyataan Panglima TNI Soal Senjata Ilegal Timbulkan Kegaduhan
"Dia pasti lagi mau beli makan malam, dia itu tidak pernah pulang kemalaman. Biasanya paling lama itu pulang jam 10 malam," jelasnya.
Yorida sendiri mengaku tidak memiliki firasat apapun sebelum suaminya berangkat untuk kerja.
Ia hanya gelisah ketika suaminya tak kunjung pulang hingga pukul 12 malam kemudian ia menelpon suaminya.
"Jam 10 masih belum gelisah. Tapi sudah hampir jam 12 ke atas aku gak bisa tidur, tidur sebentar bangun lagi. Baru jam 3 datang 5 orang polisi datang ke rumah katakan suami saya jadi korban. Di situ saya langsung syok," ungkapnya.
2. Sosok David Simajuntak di mata anaknya

Dita Simanjuntak, anak sulung korban tampak terdiam dan termenung menatap foto almarhum ayahnya yang terpampang di dinding rumah.
Ia hanya bisa meratap di samping peti ayahnya.
Seesaat setelah jasad ayahnya datang, Dita dan Yorida tampak histeris dan menangis luar biasa.
"Ayah kenapa kau pergi?" teriak Dita dengan dengan cucuran air mata di matanya dilansir dari Tribun Medan.
Baca: Jejak Aris Wahyudi, Awal Karir Peneliti Lapan Lalu Dirikan Situs Lelang Perawan Nikahsirri.com
Sebelum jenazah ayahnya datang, Dita mengatakan dirinya sangat sedih kehilangan sosok ayah di usianya yang masih muda.
"Sedih, enggak percaya dia secepat ini, saya masih 16 tahun sudah ditinggal ayah," ujarnya Minggu (24/9/2017).
Menurut Dita, ayahnya adalah seorang yang pekerja keras dan jujur. Menafkahi keluarga dengan cara yang halal.
"Ayah itu pekerja keras dan giat untuk kejar target buat kami anak-anaknya. Kalau driver lain pakai cara curang untuk kejar target di Grab, Ayah nggak mau seperti itu, dia jujur. Gara-gara itu itu nggak dapat target," ceritanya dengan antusias.
Wanita yang mengenakan kemeja hitam dan jeans hitam ini menjelaskan ayah sering memberikan kejutan untuk dirinya.
Seperti ketika dirinya meminta HP. Awalnya Ayah tidak berikan tetapi selang beberapa hari HP tersebut sudah diberikan kepada saya.
Wanita yang duduk di kelas 2 SMA ini ingin agar pelaku yang menghilangkan nyawa orangtuanya agar segera ditangkap dan dihukum sesuai dengan perbuatan yang telah ia lakukan.
3. Firasat buruk David Simanjuntak
Saat Yorida menghubungi sang suami, ia pun menanyakan keadaannya saat itu.
"Masih becakapnya aku jam 8 itu, masih baik-baik nya aku katanya," tutur Yorida terbata-bata saat disambangi di rumah duka dilansir dari Tribun Medan.
Yorida juga sempat meminta kepada suami untuk mengambil uang via ATM.
Namun hingga pukul satu dini hari, David tak kunjung mengangkat telepon selularnya. Apa nyana, di lain tempat, David ternyata dianiaya kawanan begal dan tewas mengenaskan.
"Kusuruh memang untuk ambil uang 1,5 juta. Sampai jam 1 aku hubungi masih bunyi hp nya tapi gak diangkat-angkat, biasanya nggak seperti ini. Di situ lah aku mulai gelisah," ucapnya dengan nada suara teramat parau.
Tak selang beberapa jam, Yorida mendapat laporan dari kepolisian bahwa suaminya telah berada di rumah sakit.
Yorida pun akhirnya harus mendapat kabar dukacita itu, bahwa suami tercinta telah berpulang untuk selama-lamanya.
4. Korban terima orderan akun anonim Gegana Polda Sumut
Melansir dari Tribun Medan, berdasarkan indromasi, sejumlah kerabat di rumah duka menyebutkan orderan terakhir di Jalan Sutomo menuju Jalan Wahidin Medan.
Namun, akun yang mengajukan orderan tersebut adalah akun anonim dengan nama Den'Gegana Gegana Polda Sumut (Brimob).
Bahkan, nomor ponsel pemesan grab tertera di dalam aplikasi yang tersebar di media sosial para sopir grab.
Walaupun menggunakan akun Den'Gegana Gegana Polda Sumut (Brimob), sangat memungkinkan, akun ini palsu.
Besar dugaan, usai dibunuh oleh kawanan perampok, jenazah David dibuang ke Jalan Sempurna.
5. Polisi tembak mati perampok David Simanjuntak
Petugas gabungan Polrestabes Medan, Polsek Medan Kota dan Polsek Medan Baru menembak mati kawanan perampok yang beberapa hari belakangan telah membunuh dua sopir angkutan online.
Melansir dari Tribun Medan, saat ini jenazah para pelaku sudah berada di RS Bhayangkara Tingkat II Medan.
Berdasarkan informasi dari RS Bhayangkara Tingkat II Medan, pelaku yang tewas bernama Ari dan Rizky.
Kedua perampok ini pada Minggu (24/9/2017) yang membunuh sopir taksi Grab, David Simanjuntak.
Setelah menikam korbannya sebanyak 26 kali, kedua pelaku membawa kabur mobil Toyota Avanza putih BK 1381 BP milik korban.
Keduanya juga merampas harta benda korban.
Setelah peristiwa nahas itu terjadi, petugas gabungan pun langsung membentuk tim melakukan pengejaran.
Hasilnya, kedua pelaku yang sempat mencatut nama institusi Teratai Putih (Gegana Brimob) ditembak mati.
Karena terpojok tak bisa lari, tersangka Ari yang berada di bangku kemudi keluar dengan membawa parang.
Ia berusaha menyabet petugas dengan senjata tajam.
Polisi pun kemudian menembak Ari hingga tersungkur.
Melihat temannya terkapar bersimbah darah, tersangka lainnya bernama Rizky keluar dari pintu belakang sebelah kiri dan berusaha merebut senjata api petugas.
Polisi kembali menembak tersangka, hingga akhirnya meninggal dunia.
Dari dalam mobil, ditemukan harta benda korban yang sempat dirampas kedua pelaku.
Penangkapan ini pun dibenarkan oleh Kapolsek Medan Kota, Kompol Martuasah Tobing yang dikonfirmasi sejumlah awak media pada Senin (25/9/2017).
Namun, ia belum mau memberikan keterangan rinci. (Natalia Bulan Retno Palupi)
Artikel ini telah tayang di Tribun Wow dengan judul: 5 Fakta Sopir GrabCar Tewas dengan 26 Tusukan, Polisi Tembak Mati Kawanan Perampok Tersebut!