Pengurus Partai Dirombak, untuk Kepentingan Setya Novanto Atau Partai Golkar?
Perombakan kepengurusan yang dilakukan DPP Partai Golkar, menurutnya adalah untuk meningkatkan kinerja partai.
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Choirul Arifin
Ia tidak melihat perlunya revitalisasi pengurus untuk memulihkan citra partai sebagaimana yang diucapkan oleh elit DPP, di saat skandal E-KTP masih terus melilit ditubuh partai Golkar.
Bahkan itu tidak mengembalikan tingkat kepercayaan publik yang sangat negatif terhadap Golkar dibawah kepemimpinan Setya Novanto.
"Semangatnya yang kami lihat adalah hanya memecat dan menggeser para kader yang dianggap kritis mempersoalkan dan membongkar keterlibatan Setya Novanto dalam skandal Korupsi E-KTP. Padahal mereka adalah para kader potensial yang berfikir untuk kemajuan partai, disatu sisi kader yang sudah divonis korupsi pun masih dipertahankan," kata Almanzo.
Menurut Almanzo, persoalan hancurnya citra partai Golkar akibat skandal korupsi E-KTP, tidak bisa dengan mudah diselesaikan begitu saja melalui proses revitalisasi struktural.
Sekarang, perspektif publik terhadap partai Golkar adalah partai bermasalah, tidak bersih serta sarat dengan korupsi, hal ini sangat merugikan dan menurunkan elektabilitas partai.
Sehingga bagi GMPG, yang menjadi urgensitas seharusnya adanya perevitaliasian kepimpinan baru partai Golkar yang bersih, yaitu dengan pergantian ketua umum partai melalui proses Munas.
Revitalisasi kepemimpian baru diharapkan menjadi jalan terbaik untuk membenahi kondisi partai Golkar.
"Sehingga kepercayaan diri para kader Golkar untuk dapat berkiprah dipentas politik nasional maupun lokal jelang kontestasi demokrasi kembali lagi," ujar Almanzo.
Lebih lanjut, jika revitalisasi pengurus dilakukan dengan tujuan hanya untuk mendukung Setya Novanto pada posisi sebagai ketua umum, Almanzo percaya partai ini akan mendapat penolakan penuh dari masyarakat luas.
Kritikan juga datang dari Ketua Bidang Pemenangan Pemilu wilayah Sumatera-Jawa, DPP Partai Golkar, Nusron Wahid.
Ia mengaku tak setuju dengan pemecatan Yorrys Raweyai sebagai Koordinator Polhukam Golkar.
"Saya enggak setuju (pemecatan Yorrys Raweyai). Situasi kayak gini kita tidak boleh mecat orang, nambah orang boleh," ucap Nusron Wahid ditemui usai rapat pleno di Kantor DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neri, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (11/10/2017).
Nusron menilai, setiap kader partai pasti mempunyai pendukung.
"Situasi sekarang ini kita enggak boleh memecat orang, nambah orang boleh, karena kita butuh pendukung. Sejelek jeleknya orang itu punya pendukung, mau 10 ribu, seribu, dua ribu, tiga ribu, sementara kita butuh pengikut," papar Nusron Nusron.
Selain itu, hal itu akan membuat banyak orang kecewa.