Kisah Perjuangan Rohani, Bukan Bidan Tapi Jadi Pahlawan Ibu Hamil di Kampungnya
Perempuan asal Sulawesi Selatan ini, sudah menghabiskan separuh usianya untuk menolong para ibu hamil di kampungnya.
Editor:
Ferdinand Waskita
Kedua kursi itu diikat erat pada dua bilah bambu, di atasnya dibuat bantal.
Si ibu hamil kemudian dinaikkan ke atas tandu.
Pagi menjelang siang itu, mereka berjalan beriringan menuju Puskesmas yang ada di kota.
Tak ada kendaraan yang bisa ditumpangi, sebab jalan dari desa mereka, Desa Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan menuju Puskesmas tak bisa dilewati kendaraan.
Kontur tanah yang curam, serta jalan setapak yang kecil, tidak memungkinkan sepeda motor atau mobil untuk lewat.
“Jangan sampai melahirkan di jalan,“ ucap Rohani dalam hati selama dalam perjalanan.
Sebab untuk mencapai jalan raya dari desa, mereka harus menempuh waktu sekitar satu jam lebih.
Berjalan kaki melewati medan yang tidak mudah.
Dua kali harus melewati jembatan bambu, sebelum menemukan angkutan yang bisa membawa mereka ke Puskesmas.
Syukurlah, mereka tiba di Puskesmas tepat waktu.
Bidan langsung bergerak cepat menolong.
“Alhamdulillah,” ucapnya lega sambil tersenyum melihat suaminya yang tengah mengipas keningnya yang berpeluh.
Bukan bidan
Begitulah yang terjadi pada Rohani setiap kali ibu hamil di kampung mereka akan melahirkan.
Ia bukan bidan, apalagi dokter.