Kaleidoskop 2017
Menanti Langkah Prabowo Subianto Menuju Pilpres 2019
Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) kemungkinan besar bakal kembali mengusung Prabowo Subianto di pemilihan presiden (Pilpres) 2019.
Penulis:
Muhammad Zulfikar
Editor:
Dewi Agustina
Evaluasi tersebut tentu akan dijadikan modal agar kemenangan di Pilpres 2019 dapat direngkuh.
Baca: Siapa Berani Lawan Jokowi di Pilpres 2019?
"Pengalaman berharga di 2014 tentu kita evaluasi dan catat supaya hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi lagi. Kita dulu merasa kita dicurangi, ini akan jadi pelajaran kita tidak dicurangi lagi," ucapnya.
Pilkada 2018 Jadi Ajang Pemanasan
Sebelum digelarnya Pilpres 2019, partai politik tentu harus melalui pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2018.
Menurut Edhy, pelaksanaan Pilkada serentak 2018 tentu akan dimanfaatkan betul oleh pihaknya sebelum konsentrasi menghadapi Pilpres.
Tidak dipungkirinya bahwa saat ini Gerindra jelang pelaksanaan Pilkada serentak terus menguatkan barisan di seluruh daerah.
Ajang pilkada akan dimanfaatkan sebagai penguji mesin partai dan juga momen pelatihan kepada para kader untuk menghadapi Pilpres 2019.
"Sekarang kita terus menguatkan barusan kita. Maka setiap pilkada kita harus all out untuk menunjukkan, mengasah mesin kita, melatih kader-kader kita," katanya.
Dia mengaku cukup puas bahwa dalam setiap event politik sudah terlihat hasil dari apa yang telah dipersiapkannya.
Menurutnya, pencapaian tersebut harus terus ditingkatkan demi hasil yang memuaskan di Pilpres 2019 mendatang dan terhindar dari upaya dicurangi.
"Yang kita dapat dari Pilkada serentak untuk menguji kemampuan anak-anak (kader) kita di lapangan, termasuk di TPS supaya kita tidak dicurangi," tuturnya.
Bisa Ungguli Elektabilitas Jokowi
Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto masih memiliki kans di Pilpres 2019 mendatang.
Dia menilai, Joko Widodo akan kembali menjadi lawan Prabowo di Pilpres 2019 mendatang sama seperti pemilihan lima tahun lalu.
"Elektabilitas Prabowo bisa naik mengungguli Jokowi hanya bila Jokowi melakukan kesalahan fatal, misalnya ekonomi yang semakin buruk atau insfrastruktur yang semakin terbengkalai," kata Hendri.
Sekarang tinggal menunggu upaya-upaya apa yang bakal dilakukan Prabowo untuk menaikkan elektabilitasnya di Pilpres.
Karena menurutnya, tidak cukup hanya bila mengandalkan kesalahan fatal yang dilakukan Jokowi dalam menjalankan pemerintahan.
"Peluang Prabowo tetap ada, apalagi ya tadi itu bila Jokowi tidak membawa hasil maksimal," tandasnya.