Jumat, 15 Agustus 2025

Pilpres 2019

Jika Gerindra Usung Gatot Sebagai Capres, Akan Perbesar Peluang Kalahkan Suara PDIP di Pileg 2014

Dalam survei yang dirilis LSI Denny JA pada hari ini, Selasa (8/5/2018) elektabilitas Partai Gerindra ada di posisi ketiga

Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Johnson Simanjuntak
capture video
Sama-sama dari Militer, Duet Prabowo - Gatot Nurmantyo Dinilai Tak Ideal di Era Reformasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ardian Sopa mengatakan jika Partai Gerindra usung Gatot Nurmantyo sebagai capres akan memperbesar elektabilitas partai sehingga diprediksi bisa mengalahkan perolehan suara PDI Perjuangan di Pileg 2014 lalu sebesar 18,95 persen.

Dalam survei yang dirilis LSI Denny JA pada hari ini, Selasa (8/5/2018) elektabilitas Partai Gerindra ada di posisi ketiga di bawah PDI Perjuangan dan Golkar dengan suara 14,70 persen.

Sementara jika Gerindra mengusung Gatot maka elektabilitas partai meningkat menjadi 19,80 persen atau meningkat 5,10 persen.

Ardian Sopa mengatakan jika Gerindra mengusung Gatot maka loyalis Gatot akan membantu Gerindra dengan mensukseskan partainya Prabowo Subianto itu di Pileg 2019.

“Jika Gerindra usung Gatot maka pemilih Gatot akan membantu meningkatkan suara Gerindra. Sementara loyalis Prabowo akan tetap memilih Gerindra di Pileg 2019,” ucap Ardian Sopa di Rawamangun, Jakarta Timur.

Ardian menjelaskan bahwa kekuatan pemilih Gatot Nurmantyo perlu diperhitungkan di Pileg 2019 mendatang karena mampu mendongkrak suara partai yang mau mengusungnya.

LSI Denny JA juga merilis hasil survei bagaimana efek pencapresan Gatot jika dirinya diusung PKB dan Partai Demokrat jika keduanya usung Gatot.

“Jika Partai Demokrat usung Gatot maka elektabilitas partai akan meningkat dari 5,80 persen menjadi 16,50 persen. Sementara jika PKB mengusung Gatot maka akan meningkat elektabilitasnya dari 6,20 persen menjadi 15,80 persen.”

“Kedua partai bisa mempertimbangkan untuk mengusung Gatot karena keduanya juga belum menentukan sikap akan mengusung siapa di Pemilu 2019 walaupun PKB kini ada di pemerintahan,” tegasnya.

Walaupun diklaim memiliki pemilih dengan jumlah yang masif, survei LSI Denny JA menyebut sebanyak 90,5 persen peserta survei yang berjumlah 1.200 orang masih belum tahu partai mana yang diasosiasikan dengan Gatot Nurmantyo.

Dalam survei elektabilitas partai politik jelang Pemilu 2019, LSI Denny JA memetakan partai menjadi empat divisi berdasarkan perolehan suara hasil pemilu itu.

“Yang pertama adalah divisi utama di mana ada tiga partai yang memperoleh suara di atas 10 persen dalam survei yang kami lakukan 28 April - 5 Mei 2018 yaitu PDI Perjuangan (21,70 persen), Partai Golkar (15,30 persen), dan Partai Gerindra (14,70 persen).”

“Sementara dua partai menempati divisi menengah yang mendapat suara di bawah 10 persen tapi di atas 4 persen yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (6,20 persen) dan Partai Demokrat (5,80 persen). Secara angka lima partai itu yang akan lolos ke Senayan,” ungkap peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa di markas LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur.

Lalu ada lima partai yang mendapatkan suara di bawah empat persen yaitu PAN (2,50 persen); Nasional Demokrat (2,30 persen); Perindo (2,30 persen); PKS (2,20 persen); dan PPP (1,80 persen).

“Dan divisi terbawah yaitu kami namakan divisi nol koma ada enam partai yaitu Hanura (0,70 persen); PBB (0,40 persen); Partai Garuda (0,30 persen); PKPI (0,10 persen); PSI (0,10 persen); dan Partai Berkarya (0,10 persen),” imbuhnya.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan