Sabtu, 6 September 2025

Lebaran 2018

Suasana Haru dan Bahagia Saat Sofyan Tsauri Merayakan Idul Fitri

Suasana harus bercampur bahagia terasa dalam sebuah masjid di sebuah gang kawasan Depok, Jawa Barat, Jumat (15/6/2018).

Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
Mantan narapidana teroris Sofyah Tsauri yang tampak mengenakan peci putih serta menaruh sajadah biru dipundaknya saat salam-salaman usai Solat Idulfitri di salah satu masjid di kawasan Depok, Jawa Barat, Jumat (15/6/2018) 

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK -  Suasana harus bercampur bahagia terasa dalam sebuah masjid di sebuah gang kawasan Depok, Jawa Barat, Jumat (15/6/2018).

Bersalaman hingga pelukan hangan sambil berucap maaf terdengar di dalam Masjid.

Orang-orang berkeliling sambil menjulurkan tangan ke orang lainnya.

Haru, bahagia, tangisan hingga senyuman terpancar dari wajah mereka.

Hal itu pula yang dilakukan dan dirasakan oleh mantan narapidana teroris Sofyah Tsauri kepada masyarakat sekitar usai solat hari raya Idul Fitri.

Baca: Halal Bihalal Setelah Salat Idul Fitri, Ini Potret Jokowi dan Prabowo Saat Salaman dengan Warga

Pria 42 tahun ini terlihat bersalaman dan memeluk warga sambil berucap maaf dan selamat hari raya Idul Fitri.

Dia yang tampak mengenakan baju koko putih lengkap dengan peci putih terus berkeliling masjid yang menyambangai satu persatu jamaah masjid.

Usai bersalaman, Sofyan bergegas menuju tempat tinggalnya yang tidak jauh dari masjid.

Sofyan berencana mengunjungi keluarga besarnya untuk bersilahturahmi di kawasan Jakarta Selatan.

Sebelum berkeliling keluarga besar, Dia menyempatkan berkeliling untuk bersalaman dengan para tetangga disekitar rumah.

Kepada Tribunnews.com, Sofyan bercerita bahwa tradisi bersalaman dilakukannya saat Idul Fitri.

Bahkan, saat dirinya masih terpapar paham radikal, tradisi salam-salaman tetap dilakukannya.

"Tidak ada yang beda. Semuanya sama, saat saya dulu. Bersalaman dan bersilahturami ke keluarga besar," kata Sofyan.

Tak berselang lama, Sofyan menghidupakan mesin mobil yang khusus disewanya untuk bersilahturahmi dengan keluarga besar.

Diketahui, Sofyan Tsauri merupakan mantan anggota Polri yang sempat terpapar paham radikal.

Sofyan bergabung dengan jaringan Al Qaeda.

Sofyan menyebut, doktrin radikal mulai memengaruhinya setelah melihat adanya ketidakpuasan terhadap pemerintah dan konflik yang terjadi di negara-negara Islam.

Sofyan juga memberi pelatihan dasar militer dan menyuplai senjata untuk kelompok teroris.

Ia akhirnya ditangkap pada 2010 dan dihukum enam tahun penjara.

Saat di dalam tahanan, Sofyan mencoba mengevaluasi aktivitasnya selama menjadi pemasok senjata untuk kelompok teroris.

Di penjara, Sofyan bergaul dengan sejumlah napi teroris.

Disitu, Sofyan melihat sejumlah kebiasaan aneh dari mereka yang tak bisa diterima oleh dirinya.

Para napi tersebut, terang Sofyan, tidak mau shalat di masjid yang dibangun pemerintah dan orang-orang di luar kelompoknya.

Kemudian, mereka juga tidak mau makan daging yang disembelih orang-orang selain kelompok mereka karena diragukan kehalalannya.

Tak hanya itu, banyak teroris yang menikah tanpa wali karena menganggap anggota mempelai wanita yang bukan bagian dari anggota kelompok teroris adalah murtad.

Atas dasar itu, Sofyan merasa ada penyimpangan dan memilih 'bertaubat'.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan