Jumat, 5 September 2025

Pilpres 2019

Debat Isu-isu Ekonomi "Tempe Setipis ATM" Lebih Mudah Dipahami Pemilih Daripada Deretan Angka

Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, mengatakan, perdebatan terkait ekonomi merupakan perdebatan yang wajar dan dinilainya substantif.

Editor: Hasanudin Aco
Tribun Jogja
Saat datang ke pasar tradisional di Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (16/11/2018), Sandiaga Uno melontarkan pernyataan tempe yang dijual setebal batu bata. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, mengatakan, perdebatan terkait ekonomi merupakan perdebatan yang wajar dan dinilainya substantif.

Rico menyebutkan, survei terbaru Median menyebutkan, sebanyak 48,9 persen masyarakat menilai bahwa persoalan ekonomi harus diselesaikan pemerintah.

Adapun, belakangan ini, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno, berulang kali saling jawab soal harga pasar.

Menurut Sandiaga, ada keluhan warga soal ketidakstabilan harga.

Sementara, Jokowi mengungkapkan hal sebaliknya.

"Ini karena orang kebanyakan sulit mencerna pesan berupa angka- angka. Inflasi, angka statistik, ini kan rumit. Akhirnya semua pihak mencoba mencari gimmick dan simbol yang mudah dimengerti orang," ujar Rico dalam acara Aiman yang ditayangkan Kompas TV, Senin (26/11/2018) malam.

Baca: Sandiaga Sebut Pernyataannya Soal Tempe Setipis ATM Tidak Dibuat-buat, Otentik dari Masyarakat

Akhirnya, muncul ungkapan-ungkapan seperti tempe setipis ATM hingga makan siang di Singapura lebih murah dari Indonesia.

Rico mengatakan, masyarakat sulit memahami jika diberikan data berupa angka-angka.

Ungkapan-ungkapan semacam ini dinilainya lebih bisa dipahami masyarakat.

Menurut Rico, Jokowi juga menyadari hal ini sehingga ia menjawab Sandiaga dengan tidak bermain data.

"Kalau Jokowi mau mengomunikasikan keberhasilannya, dia harus pakai bahasa simbol. Kan sebetulnya dia ahli di situ," ujar Rico.

Untuk mematahkan pernyataan Sandiaga, kata Rico, Jokowi melakukan manuver juga dengan turun ke pasar dan berbelanja untuk membuktikan bahwa harga di pasar stabil.

Rico mengatakan, tidak ada yang salah dalam fenomena ini.

Survei Median, kata dia, menyebutkan bahwa hanya 20 persen warga yang bisa menyebut visi misi capres dan cawapres dalam Pileg 2019.

Rico mengatakan itu tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan juga di negara-negara maju.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan