Demo di Jakarta
MUI Jawa Barat: Reuni 212 Tidak Murni Lagi Kegiatan Keagamaan, Sudah Melenceng ke Arah Politik
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat menilai, kegiatan reuni 212 sudah kehilangan esesinya.
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat menilai, kegiatan reuni 212 sudah kehilangan esesinya.
Bahkan, kegiatan itu sudah melenceng ke arah politik.
"Dari hasil pengamatan kami, kegiatan reuni 212 itu sudah tidak murni lagi sebagai kegiatan keagamaan. Kegiatannya sudah melenceng ke arah politik," kata Ketua MUI Jawa Barat Rachmat Syafei di kantornya, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, Rabu (28/11/2018).
Rachmat menjelaskan, pada awalnya kegiatan 212 muncul dari peristiwa kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai gubernur DKI Jakarta pada waktu itu.
Saat itu, MUI pun sudah mengeluarkan pendapat dan sikap keagamaan sebagai perwakilan ulama.
Baca: Hormati Reuni 212, TKN Jokowi-Maruf: Yang Penting Sesuai Koridor Hukum
Ahok pun sudah dinyatakan bersalah bahkan kini masih menjalani hukuman pidana. Artinya, kasus tersebut sebenarnya sudah dinyatakan selesai.
"Jadi banyak warga yang datang ke MUI Jabar, menanyakan esensi 212. Karena masalah yang memicu munculnya gerakan 212 sudah selesai. Jadi tidak ada esensinya lagi sekarang harus melaksanakan reuni. Sekarang masalahnya apa? Kan sudah selesai," katanya.
Baca: Persaudaraan Alumni 212 Jamin Tak Membawa Atribut Parpol dan Capres-Cawapres di Reuni Akbar 212
MUI pun mengimbau agar masyarakat Jawa Barat tidak terprovokasi dengan kegiatan yang tidak jelas asal usulnya.
Sebagai daerah yang memiliki jumlah penduduk terbesar di Indonesia, masyarakat Jawa Barat lebih baik melakukan kegiatan yang bermanfaat seperti melaksanakan pengajian di masjid-masjid, istigasah, atau zikir bersama untuk keselamatan bangsa Indonesia.
"Ini semua kan demi NKRI. Di samping usaha, doa juga tetap harus dilakukan. Minta agar bangsa ini diselamatkan dan dijauhkan dari sifat kegaduhan, kerusuhan dan lain sebagainya," katanya.
Lebih lanjut Rachmat pun meminta kepada masyarakat untuk tidak membungkus kegiatan politik dengan isu-isu keagamaan menjelang Pilpres 2019.
"Kegiatan politik silakan saja berjalan, tapi jangan sampai menggunakan embel-embel agama," tuturnya.
Di tempat yang sama, Sekretaris MUI Jabar, Rafani Achyar menilai, esensi kegiatan 212 saat ini sudah tidak ada lagi, dan justru lebih condong mengarah pada kegiatan politik.
"Intinya memang sudah tidak ada lagi esensinya. Karena itu kami imbau masyarakat, umat, untuk memanfaatkan waktu bagi hal yang lebih produktif. Silakan saja di masjid menggelar majelis taklim, lakukan zikir bersama dan lain-lain untuk memohon keamanan, keselamatan di tahun politik ini," paparnya.
Sebelumnya, MUI mengimbau masyarakat di Jawa Barat agar tidak melakukan mobilisasi dan ikut serta dalam kegiatan reuni 212 yang rencananya akan digelar pada 2 Desember 2018 di Jakarta.
MUI berpandangan, kegiatan yang dilakukan sudah kehilangan ruhnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "MUI Jawa Barat: Kegiatan Reuni 212 Sudah Melenceng ke Arah Politik"
Penulis : Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana