Minggu, 7 September 2025

Kaleidoskop 2018

Ini Deretan Istilah Unik dan Nyeleneh yang Jadi Populer oleh Sandiaga Uno

Sandiaga diketahui sukses mempopulerkan istilah “tempe setipis kartu ATM”, “tempe sachet”, tempe berukuran iPad” hingga “tempe berukuran HP jadul”.

Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Choirul Arifin
ISTIMEWA
Cawapres Sandiaga Salahuddin Uno bersalaman dengan warga saat mengunjungi Pasar Bunder, Sragen, Jawa Tengah, Minggu (30/12/2018). 

“Saya marah karena sudah pernah bilang jangan bawa ekonomi kelautan ke ranah politik, untuk perizinan kapal kapasitas di atas 100 GT ada di pemerintah pusat, 10-30 GT di pemerintah daerah, dan untuk kapal di bawah 10 GT bebas izin, kurang apalagi,” ungkap Susi.

Sandiaga sendiri membalas jawaban Susi itu dengan mengatakan bahwa dirinya hanya berniat semakin mempermudah izin bagi nelaya.

Baca: Sandiaga Uno Resmikan Posko Pemenangan di Kampung Jokowi

“Saya heran kenapa tidak boleh punya pikiran semakin permudah izin bagi nelayan, kok malah marah-marah,” keluh Sandiaga.

4.Pernyataan Sandiaga berikutnya yang memperoleh perhatian masyarakat adalah saat dirinya memperoleh keluhan dari masyarakat yang hanya bisa membeli cabai dan bawang dengan uang Rp 100 ribu.

“Saya kemarin mendapat keluhan dari masyarakat bernama Lia bahwa dia bertengkar dengan suami karena hanya bisa beli bawang dan cabai dengan uang Rp 100 ribu,” ungkap Sandiaga di Pekanbaru 5 September 2018.

Baca: Reklame Coblos Kabah Romahurmuzy Disegel karena Tak Berizin, PPP Mengaku Tak Tahu-Menahu

Kata-kata Sandiaga itu kemudian memicu tokoh politik lain membuktikan pernyataan Sandiaga itu dengan turun langsung ke pasar tradisional. Salah satunya adalah caleg dari PDI Perjuangan, Kirana Larasati.

5. Sandiaga lalu menegaskan bahwa istilah “the power of emak-emak” memang berasal dari kubunya untuk memperjuangkan perempuan atau ibu-ibu Indonesia hidup lebih layak.

Karena menurutnya kaum ibu menjadi elemen masyarakat yang paling terkena dampak dari lesunya ekonomi Indonesia.

Sandiaga mengakui justru mendapat respon positif dari masyarakat usai menelurkan konsep “the power of emak-emak”. “Kami yang pertama mengangkat isu ini ke masyarakat dan mendapat vibrasi yang luar biasa dari masyarakat, nyetrum, kita datang ke mana pasti ada emak-emak militan yang datang,” ungkap Sandiaga.

Istilah emak-emak itu mendapat kritikan dari Kowani (Kongres Wanita Indonesia) karena menurut mereka istilah “ibu bangsa” lebih tepat bagi ibu-ibu Indonesia.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan