Sabtu, 13 September 2025

Saut Yakin Kepolisian Mampu Ungkap Pelaku Dugaan Penganiayaan 2 Penyelidik KPK Meski CCTV Dirusak

Saut Situmorang meyakini kepolisian mampu mengungkap pelaku dugaan penganiayaan dua penyelidik KPK di Hotel Borobudur meski kamera CCTV hotel dirusak.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua KPK Agus Rahardjo (kiri) didampingi Jubir KPK Febri Diansyah (kanan) menyampaikan keterangan pers terkait hasil pengembangan kasus dugaan suap terhadap sejumlah anggota DPRD Provinsi Jambi di gedung KPK, Jakarta, Jumat (28/12/2018). KPK menetapkan 13 tersangka baru yang terdiri unsur pimpinan DPRD, pimpinan fraksi, anggota DPRD dan swasta terkait dugaan suap penetapan APBD Jambi tahun anggaran 2017 dan 2018. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

"Saat ini korban sudah bisa berkomunikasi, namun pemeriksaan kemungkinan akan ditunda karena masih ada penindakan medis," kata Saut.

Juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, pemukulan terhadap penyelidik KPK tersebut diduga kuat dilakukan secara sengaja.

Sebab, keduanya tetap dianiaya meski telah mengatakan ada perintah dari pimpinan ke lokasi tersebut.

"Pemukulan terjadi di suatu tempat masih di area hotel. Secara sadar si pemukul tahu siapa yang dipukul. Pegawai kami sudah mengatakan dari KPK," ujar Febri.

Selain itu, lanjut Febri, penyelidik KPK yang dianiaya telah menjalankan standar prosedur sebuah proses penyelidikan.

Pihaknya menduga, pihak Pemprov Papua telah memperoleh informasi sebelumnya tentang adanya kegiatan petugas KPK di hotel tersebut.

"Kami menduga sudah ada yang mengetahui, karena identitas melekat kepada mereka," ujarnya.

Sementara itu, atas kejadian ini, Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta pihak KPK mengkaji ulang SOP proses investigasi kasus.

KPK perlu mempertimbangkan kemungkinan informasi yang bocor hingga identitas pegawai tersebut terungkap dan mengalami dugaan penganiayaan.

"Kejadian kemarin membuat KPK perlu melakukan audit atas proses penyelidikan sebuah kasus yang sedang ditangani, apakah karena ada kebocoran informasi atau karena SOP yang tidak berjalan sesuai skenario," kata Koordinator ICW Adnan Topan Husodo.

Adnan menyebutkan, tugas menyamar atau undercover memang dibayang-bayangi risiko besar.

Ia menilai, KPK perlu membuat mekanisme pencegahan agar pegawai yang bertugas tidak terancam keselamatannya.

Pihak Polda Metro Jaya membenarkan adanya laporan tersebut.

Saat ini, mereka masih melakukan penyelidikan kasus tersebut, termasuk mengumpulkan alat bukti adan meminta visum kedua penyelidik KPK yang menjadi korban.

Namun, setelah dua hari kasus tersebut dilaporkan, pihak Polda Metro Jaya belum dapat mengidentifikasi para pelaku.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan