Penangkapan Terduga Teroris
Kelompok SL Miliki Militansi Luar Biasa, Densus 88 Antiteror Tetap Waspada
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menilai kelompok SL tentu akan berkurang kekuatannya pasca sang pemimpin diringkus.
Penulis:
Vincentius Jyestha Candraditya
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Densus 88 Antiteror akan tetap mewaspadai kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Lampung, meski pimpinannya yakni SL telah ditangkap.
Diketahui, SL ditangkap di kawasan Babelan, Bekasi, Sabtu (4/5) berdasarkan pengembangan informasi dari terduga teroris RH dan M yang ditangkap di Bitung, Manado, Sulawesi Utara, Kamis (2/5).
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menilai kelompok SL tentu akan berkurang kekuatannya pasca sang pemimpin diringkus.
"Kekuatan (kelompok SL) akan berkurang, setelah SL sebagai leader di kelompoknya (ditangkap). Namun tetap kita tak boleh underestimate," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (7/5/2019).
Dedi mengatakan jika SL memiliki kemampuan untuk merekrut orang ke dalam kelompoknya dan kemampuan untuk merakit bahan peledak atau bom.
Sehingga, jenderal bintang satu itu memastikan kelompok JAD Lampung akan berkurang kekuatannya pasca SL diringkus jajarannya.
Namun demikian, ia menegaskan jika Densus 88 Antiteror tetap mewaspadai kelompok SL. Hal itu dikarenakan para anggotanya disebut memiliki militansi yang luar biasa.
"Densus tetap waspada, sebab kelompok ini memiliki militansi yang luar biasa," tutur mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu.
Baca: TNI Mendapat Anggaran Pengamanan Pemilu Rp 400 Miliar
Sebelumnya diberitakan, Densus 88 Antiteror telah menangkap terduga teroris berinisial SL di Babelan, Bekasi, pada Sabtu (4/5) lalu. Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan SL merupakan pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Lampung.
Kelompok SL telah dimonitor oleh aparat penegak hukum sejak tahun 2014 silam, lantaran termasuk dalam jaringan teroris yang sangat terstruktur dan keras.
"Untuk kelompok SL ini merupakan jaringan terstruktur, mereka ini sudah di monitor dari 2014, mereka berbaiat kepada JAD Indonesia Oman Abdurrahman," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (6/5/2019).
Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu juga memaparkan sejumlah peran SL dalam dunia terorisme. Seperti di tahun 2017, dimana dirinya mengikuti pertemuan di Lamongan untuk melancarkan aksi di Jakarta.
SL disebut pernah terlibat dalam kejadian bom Thamrin. Selain itu, SL disebut turut terkait dalam aksi kerusuhan yang terjadi di Lapas Mako Brimob Kelapa Dua, Depok sebagai penggerak para sel teroris.
"Kemudian terjadilah Bom Thamrin, dari situ ia (SL) melarikan diri dengan kelompoknya. Kemudian terjadi kerusuhan di Mako Brimob, kelompok SL ini dari Lampung turun ke Jakarta untuk aksi amaliyah," kata dia.
"Beberapa anggota SL berhasil ditangkap Densus 88. Dari hasil pemeriksaan di Mako, mereka menyebutkan yang menggerakkan mereka adalah SL," imbuhnya.