Pemilu 2019
Mahfud MD: Hoaks Tentang Saya Tidak Penting, Lebih Penting Menyelamatkan Negara dari Dampak Konflik
Mahfud MD tak merasa perlu untuk menggubris berbagai hoaks tentang dirinya yang dibuat dan disebarkan oleh orang-orang yang menurutnya gombal.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo
TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Mantan Ketua Mahkamah Kostsitusi (MK), Mahfud MD tak merasa perlu untuk menggubris berbagai hoaks tentang dirinya yang dibuat dan disebarkan oleh orang-orang yang menurutnya gombal.
Misalnya, belum lama ini, ada hoaks bahwa pada tahun 2010, MK yang dipimpinnya pernah memutus untuk memenangkan pasangan calon yang curang dalam Pilkada di Kotawaringan Barat yakni Sugianto Sabran.
"Itu hoaks besar, terbalik total. Sebab nyatanya MK saat itu memenangkan Ujang Iskandar. Sekarang Pak Sugianto maupun Pak Ujang masih hidup. Coba tanya kepada mereka mengenai posisi kasusnya," ungkap Mahfud MD kepada Tribunnews.com, Minggu (19/5/2019).
Mahfud kemudian menjelaskan bahwa sekarang Sugianto Sabran menjadi Gubernur Kalteng setelah menang mutlak saat bertarung lagi melawan Ujang Iskandar pada tingkat Pilgub melalui Pilkada Serentak pada 2016.
Hoaks lain yang juga jadi tertawaan dan dianggap sampah adalah berita bahwa Mahfud MD itu keturunan Aryo Omongkoro dari Bangkalan yang menjadi tentara KNIL Belanda pada awal 1900-an dan tewas dalam perang Aceh melawan Belanda.
Menurut Mahfud isu itu mengada-ada. Di Madura nama Aryo Omongkoro itu sama sekali tidak dikenal.
"Lagi pula, kalau benar orang itu ada, jelas tak ada hubungan dengan saya," kata Mahfud MD.
Baca: Kini Bernama Nabila, Megan Lovelady Bersyukur Diizinkan Pimpinannya Salat di Waktu Kerja (Selesai)
Aryo Omongkoro yang katanya priyayi dari Bangkalan yang bekerja kepada pemerintah penjajahan Belanda, sedangkan Mahfud lahir di Sampang.

"Kalau mau dikait-kaitkan justru lebih dekat dengan Pahlawan Nasional Pangeran Trunojoyo. Tapi saya juga bukan keturunan Trunojoyo, ya," ungkap Mahfud MD.
Leluhur Mahfud MD dari ayah adalah petani dan bukan orang priyayi.
Sedangkan leluhur dari ibumya adalah Buju' Rabah yang punya kaitan silsilah dengan Kyai As'ad Syamsul Arifin di Situbondo.
"Saya tak pernah membawa-bawa silsilah, tapi putera Kiai As'ad yakni Kiai Fawaid yang menyampaikan soal kaitan Buju' Rabah itu dengan saya. Lalu dari mana kaitan saya dengan Aryo Omongkosong itu?" tanya Mahfud MD.
Mahfud menganggap orang yang mengaitkan dirinya dengan Aryo Omongkoro adalah 'gebleg' , yang katanya adalah seorang pribumi yang menjadi pegawai Belanda dan merupakan orang priyayi dari Bangkalan.
Ketika ditanya, apakah dirinya tahu penyebar hoaks-hoaks tersebut, Mahfud mengatakan tahu.
Mahfud lalu menyebut, antara lain, nama Zain yang asal dan alamat-alamatnya (di lebih dari satu kota) sudah di tangan polisi, termasuk foto mobil dan rumahnya.
"Saya tahu semua muasal pembuat dan penyebar hoaks itu. Tapi saya biarkan dulu, yang penting sudah di tangan polisi lengkap dengan screenshot dan narasinya," katanya.
Mahfud mengatakan, sekarang penyebar hoaks itu dibiarkan dulu biar tidak dituduh berusaha membelokkan dari isu yang lebih penting.
"Hoaks-hoaks tentang saya itu tidak penting dan bisa diurus nanti saja. Yang jauh lebih penting adalah menyelamatkan negara dari segala dampak konflik yang mengiringi pemilu 2019 yang panas ini," kata Mahfud MD.