Rabu, 27 Agustus 2025

Kabinet Jokowi

Nilai Positif di Balik Rencana Jokowi Masukkan Anak Muda Dalam Kabinet Kerja Jilid II

Menurut anggota DPR RI ini, ketika Jokowi ingin sosok muda, maka itu berarti yang dibutuhkan kedepan adalah kabinet kerja yang cepat,

Editor: Johnson Simanjuntak
Tribunnews.com/Theresia Felisiani
Politikus PKB Abdul Kadir Karding di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (12/1/2019) 

Dari gaya kepemimpinan, lebih lanjut ia menjelaskan, kaum muda memang cenderung lebih progresif, lebih cekatan dalam mengambil keputusan.

Pun berjiwa “risk taker” atau berani mengambil risiko dalam menghadapi tantangan ataupun problem solving.

"Terobosan kepemimpinan demikian sangat dibutuhkan Indonesia di tengah kompleksitas persaingan global," tegas Kastorius Sinaga.

Namunpun demikian ide terobosan Jokowi untuk merekrut kaum muda di kabinetnya harus dilakukan lewat seleksi ketat. Bukan asal-asalan.

Apalagi bukan dalam rangka bagi-bagi kekuasaan atas imbal jasa politik ataupun atas dasar kompromi politik.

Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024, Joko Widodo (kiri) dan KH Ma'ruf Amin (kanan) memberikan keterangan saat Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu 2019 di gedung KPU, Jakarta, Minggu (30/6/2019). KPU resmi menetapkan Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024, Joko Widodo (kiri) dan KH Ma'ruf Amin (kanan) memberikan keterangan saat Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu 2019 di gedung KPU, Jakarta, Minggu (30/6/2019). KPU resmi menetapkan Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Bila itu yang terjadi, dia sangat yakin Indonesia memiliki stok kaum muda yang berkualitas dan memiliki kaliber internasional.

"Kaum muda yang berpotensi duduk di Kabinet harus benar-benar sudah terbukti memiliki profesionalisme tinggi. Juga punya integritas dan kapasitas yang sudah teruji di bidangnya baik di tingkat global namun sesuai dengan prioritas kepentingan nasional," tegas Kastorius Sinaga.

Representasi kaum muda di Kabinet akan menjadi ‘faktor akselerator’ untuk mengurai 'kemacetan' atau ‘bottleneck” di berbagai bidang termasuk di birokrasi pemerintahan demi kemajuan Indonesia.

Proses rekrutmen kaum muda di kabinet harus melewati uji seleksi kompetensi dan leadership ketat.

Bila tidak, Menteri kaum muda di Kabinet akan menjadi beban dan kelak bermasalah.

Khususnya bila mereka yang duduk di Kabinet hanyalah berkat hasil lobi dan “titipan” yang sekadar mengejar jabatan dan kekuasaan (power seeker).

"Contoh gagal kepemimpjnan dari kaum muda banyak kita jumpai di dunia partai politik dan Bupati, Walikota dan Gubernur di Indonesia yang ditandai dengan perilaku tak terpuji seperti korupsi," dia berpesan.

Ini tentu dilatari oleh berbagai faktor termasuk rentannya kaum muda untuk jatuh ke dalam kubangan godaan negatif kekuasaan.

Untuk itu dia berpandangan, Jokowi harus menyadari bahwa periode kedua kepemimpinannya adalah tenggang dimana dia akan meletakkan legacy (nilai-nilai utama) kepemimpinannya di dalam sejarah Indonesia.

"Ide merekrut kaum muda untuk masuk Kabinet adalah terobosan progresif yang akan dapat membawa nilai tambah bagi kemajuan Indonesia bila dilakukan lewat seleksi ketat bersifat objektif dan terbebas dari praktik nepotisme politik," tegasnya.

Halaman
123
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan