Pidato Jokowi Beri Pesan kepada Oposisi : Mulia dan Tidak Menimbulkan Dendam
Dua pesan Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) kepada oposisi. Harus mulia dan tidak penuh dengan dendam
Editor:
Imanuel Nicolas Manafe
Pernyataan senada sempat disampaikan calon wakil presiden pendamping Prabowo, Sandiaga Uno, beberapa hari sebelumnya.
Sandiaga Uno mengaku akan memberikan masukan kepada Prabowo Subianto untuk tetap menjadi oposisi pemerintah lima tahun ke depan.
Secara pribadi, Sandiaga mengambil sikap untuk tetap menjadi oposisi karena pemerintah membutuhkan check and balance, di mana fungsi pengawasan kinerja dan memberikan masukan kepada pemerintah tersebut dapat dijalankan oleh kelompok oposisi.
"Itu sikap pribadi. Keputusan akhir ada di Gerindra. Saya enggak bisa biara atas nama Gerindra atau nama lain tapi saya akan koordinasi dengan Prabowo," kata Sandiaga.
Peran oposisi penting Peran oposisi dinilai penting untuk mengawasi kinerja pemerintah.
Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo Maruf Amin Aria Bima mengatakan, kehadiran kelompok oposisi berguna bagi para pendukung pasangan calon nomor urut 01.
Selain mengawal jalannya pemerintah, lanjut Aria, kelompok oposisi dapat membantu para pendukung 01 dan masyarakat menagih janji yang disampaikan Jokowi-Maruf.
"Oposisi tidak hanya mengawal janji pemerintah tapi juga ikut membantu pendukung 01 agar supaya Jokowi-Kiai Ma'ruf tepat janji," kata Aria.
Baca: Sinopsis The Secret Life of My Secretary Episode 25: Manusia Tidak Adil tapi Para Dewa Adil
Aria Bima mengatakan, Jokowi tak melarang adanya kelompok oposisi di pemerintahannya.
"Pak Jokowi tak menginginkan satu pemerintahan yang tanpa oposisi karena hasil pertemuan kemarin hampir media sosial mainstream dan online menyebutkan kekhawatiran akan terjadinya pemerintahan yang tanpa oposisi," ujar dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul : Dua Pesan untuk Oposisi dalam Pidato Visi Indonesia Jokowi
Sandiaga Uno harap Prabowo tetap oposisi
Sejumlah pihak bereaksi terkait pertemuan antara Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) dengan mantan Capres Prabowo Subianto.
Misalnya PKS. Mereka tidak menginginkan Partai Gerindra bergabung dengan koalisi pendukung pemerintah pascapertemuan pagi ini, Sabtu (13/7/2019).
Baca: Jokowi dan Prabowo Bertemu, Amien Rais Tak Tahu
Hal yang sama juga diutarakan oleh pasangan Prabowo, mantan Cawapres Sandiaga Uno.