Selasa, 2 September 2025

Jokowi Bentuk Komando Pasukan Khusus Gabungan 3 Angkatan

Tujuannya untuk menghadapi ancaman yang memiliki eskalasi tinggi dan dapat membahayakan ideologi Negara, kedaulatan Negara

@intaiamfibi2marinir
Foto Ilustrasi: Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) Marinir, salah satu pasukan elite TNI yang berkemampuan anti teror 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah memandang perlu membentuk Komando Operasi Khusus Tentara Nasional Indonesia (Koopssus) dari matra darat, laut, dan udara yang bercirikan kemampuan khusus dengan tingkat kecepatan gerak dan keberhasilan tinggi.

Tujuannya untuk menghadapi ancaman yang memiliki eskalasi tinggi dan dapat membahayakan ideologi Negara, kedaulatan Negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan melindungi segenap bangsa Indonesia,

Atas dasar pertimbangan tersebut pada 3 Juli 2019, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 42 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi Tentara Nasional Indonesia.

Baca: Menebak Alasan Hilda Vitria Meninggalkan Kriss Hatta

Dilansir dari laman Setkab, Kamis (18/7), Perpres ini mengubah susunan Markas Besar TNI menjadi:

Baca: Sosok Maulidya Sari, Wanita Berprestasi Calon Penerbang Tempur TNI AU

Baca: Lantik Perwira TNI-Polri, Jokowi: Prajurit Harus Ikuti Perkembangan Zaman

Baca: Panglima TNI Hadiri Upacara Praspa TNI dan Polri Tahun 2019

Baca: Panglima TNI dan KASAL Saksikan Latihan Perang Armada Jaya 37 yang Melibatkan 8.493 Personel

a. unsur pimpinan: Panglima TNI.

b. unsur pembantu pimpinan: 1. Staf Umum TNI; 2. Inspektorat Jenderal TNI; 3. Staf Ahli Pimpinan TNI; 4. Staf Kebijakan Strategis dan Perencanaan TNI; 5. Staf Intelijen TNI; 6. Staf Operasi TNI; 7. Staf Personalia TNI; 8. Staf Logistik TNI; 9. Staf Teritorian TNI; dan 10. Staf Komunikasi dan Elektronika TNI.

c. unsur pelayanan: 1. Satuan Komunikasi dan Elektronika TNI; 2. Pusat Pengendalian Operasi TNI; 3. Sekretariat Umum TNI; dan 4. Detasemen Markas Besar TNI.

d. Badan Pelaksana Pusat, meliputi:

1. Sekolah Staf dan Komando TNI;

2. Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI;

3. Akademi TNI; 4. Badan Intelijen Strategis TNI;

5. Pasukan Pengamanan Presiden;

6. Badan Pembinaan Hukum TNI;

7. Pusat Penerangan TNI;

8. Pusat Kesehatan TNI;

9. Polisi Militer TNI;

10. Badan Perbekalan TNI;

11. Pusat Pembinaan Mental TNI;

12. Pusat Keuangan TNI;

13. Pusat Sejarah TNI;

14. Pusat Informasi dan Pengolahan Data TNI;

15. Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian;

16. Pusat Pengkajian Strategi TNI;

17. Pusat Pengembangan Kepemimpinan TNI;

18.Pusat Kerja sama Internasional TNI;

19. Pusat Jasmani dan Peraturan Militer Dasar TNI;

20. Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana;

21. Pasukan Pemukul Reaksi Cepat;

23. Satuan Siber TNI; dan

34. Komando Operasi Khusus TNI.

e. Komando Utama Operasi TNI: 1. Komando Pertahanan Udara Nasional; 2. Komando Gabungan Wilayah Pertahanan; 3. Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat; 4. Komando Pasukan Khusus; 5. Komando Daerah Militer; 6. Komando Armada; 7. Komando Lintas Laut Militer; dan 8. Komando Operasional TNI Angkatan Udara.

Berita ini tayang di Kontan dengan judul: Jokowi bentuk Komando Operasi Khusus (Koopssus) di tubuh TNI

TNI AL tambah alutsista

TNI Angkatan Laut akan menambah Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) dengan kembali membangun 2 unit Kapal Patroli Cepat (PC) 40 Meter di galangan kapal PT. Caputra Mitra Sejati.

Sejumlah prajurit TNI AL berbaris saat upacara peresmian dan pengukuhan Komandan KRI Semarang 594 di Dermaga Divisi Kapal Niaga, PT PAL Indonesia, Kawasan Ujung Tanjung Perak, Surabaya, Senin (21/1). Kapal perang rumah sakit buatan PT PAL itu dilengkapi sejumlah fasilitas kesehatan seperti ruang operasi, ruang rawat dan fasilitas kesehatan lainnya untuk memperkuat armada militer dan mendukung tugas nonmiliter. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Sejumlah prajurit TNI AL berbaris saat upacara peresmian dan pengukuhan Komandan KRI Semarang 594 di Dermaga Divisi Kapal Niaga, PT PAL Indonesia, Kawasan Ujung Tanjung Perak, Surabaya, Senin (21/1). Kapal perang rumah sakit buatan PT PAL itu dilengkapi sejumlah fasilitas kesehatan seperti ruang operasi, ruang rawat dan fasilitas kesehatan lainnya untuk memperkuat armada militer dan mendukung tugas nonmiliter. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ (SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Pembangunan tersebut diawali dengan prosesi Peletakan Lunas Kapal (Keel Laying) yang ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Wuspo Lukito, S.E., M.M., di Banten, Kamis (18/7/2019).

Kapal PC 40 yang dibangun rencananya akan memperkuat jajaran KRI di Komando Armada II. Alutsista ini merupakan kapal perang karya anak bangsa yang diproduksi oleh PT Caputra Mitra Sejati, Banten.

Kapal Perang tersebut memiliki panjang 45.50 meter, lebar 7.90 meter, tinggi 1.80 meter serta memiliki kecepatan ekonomis 15 knot, kecepatan jelajah 17 knot, kecepatan maksimum 24 knot serta endurance selama 6 hari.

Laksamana Madya TNI Wuspo Lukito dalam amanatnya antara lain menyampaikan bahwa, sebagai bagian integral dari komponen pertahanan negara, TNI AL akan terus mengembangkan dan membangun kekuatannya hingga mencapai kekuatan laut (sea power) yang profesional dan modern serta dipercaya oleh rakyat, sejalan dengan kebijakan Minimum Essential Force (MEF).

“Dalam merencanakan suatu pengadaan Alutsista seperti halnya pembangunan kapal perang ini, memerlukan suatu perencanaan yang matang. Pengadaan bukan saja berarti Angkatan Laut hanya akan memiliki kapal perang ini saja, namun juga harus bisa menggunakan kemampuan dari Alutsista tersebut sesuai dengan fungsi azasi yang diharapkan” ujar Wakasal.

Kasau Puji Anggota Korpaskhas

Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Yuyu Sutisna, menyatakan rasa bangga dengan profesionalisme Korps Pasukan Khas (Korpaskhas) dalam manuver lapangan (Manlap) Latihan Angkasa Yudha (Ayu) 2019.

Sebanyak 245 prajurit TNI dari Detasemen Pertahanan Udara (Denhanud) 472 Wing 2 Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU dibawah pimpinan Komandan Denhanud 472 Paskhas, Letkol Pas Abdul Fajar  mengamankan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu, Jumat (12/10/2018). (Puspen TNI)
Sebanyak 245 prajurit TNI dari Detasemen Pertahanan Udara (Denhanud) 472 Wing 2 Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU dibawah pimpinan Komandan Denhanud 472 Paskhas, Letkol Pas Abdul Fajar mengamankan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu, Jumat (12/10/2018). (Puspen TNI) (Puspen TNI/Puspen TNI)

“Saya melihat spirit prajurit Paskhas sangat membanggakan, baik yang saya lihat secara langsung maupun melalui tayangan video. Sebagai contoh operasi infiltrasi dan sabotase yang dilakukan oleh satuan Bravo Paskhas, yang telah berhasil masuk sampai ruang genset Satuan Radar (Satrad) 222 Ploso tanpa diketahui oleh Komandan Satrad. Kemampuan ini sangat luar biasa dan saya sangat bangga dengan profesionalisme kalian,” tegas Kasau seperti yang dikutip dari situs resmi TNI AU.

Dalam manlap Ayu 2019, Paskhas menampilkan beberapa kemampuannya, seperti penerjunan dengan teknik high altitude high opening (Haho), high altitude low opening (Halo), infiltrasi, sabotase malam hari, Combat Search and Rescue (CSAR), serta kemampuan perang elektronika (pernika) menggunakan beberapa peralatan canggih seperti Smart Hunter.

Menurut Kasau, kemampuan khusus yang dimiliki Paskhas harus terus dilatihkan dan dikembangkan, agar tingkat profesionalisme prajurit Paskhas tetap terjaga.

“Latihan seperti ini harus terus kita kembangkan. Tugas tentara adalah latihan dan operasi. Biaya latihan memang mahal, peralatan latihan juga mahal, tetapi itu harus dilakukan, karena kita tidak tahu kapan operasi yang sebenarnya akan dilakukan. Oleh karena itu, setiap saat kita harus siap perang. Kesiapan dapat tercapai melalui latihan,” tambah Kasau.

Melibatkan ribuan prajurit dan puluhan pesawat, latihan Angkasa Yudha 2019 dirancang sebagai latihan yang paling lengkap dan sangat integratif.

Sebagai latihan puncak TNI AU, Ayu 2019 tercatat sebagai yang pertama dilakukan TNI AU secara lengkap melibatkan berbagai unsur dan dilaksanakan secara terpadu dan berurutan, mulai geladi posko, manuver lapangan, dan akan ditutup dengan “Fire Power Demo (FPD)” pada 24 Juli 2019 mendatang di Air Weapon Range (AWR) Pandanwangi, Lumajang.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan