Mati Listrik di Ibu Kota dan Sekitarnya
Mengapa Pemulihan Listrik yang Padam Berlangsung Lebih dari 24 Jam? Berikut Penjelasan PLN
Pelaksana Tugas Direktur Utama PLN, Sripeni Inten Cahyani menuturkan alasan mengapa pemulihan listrik terjadi lebih dari 24 jam.
Editor:
Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaksana Tugas Direktur Utama PLN, Sripeni Inten Cahyani menuturkan alasan mengapa pemulihan listrik terjadi lebih dari 24 jam.
Hingga saat ini bahkan pemulihan listrik masih dilakukan secara bergilir di tiap wilayah.
Sripeni Inten Cahyani pun menuturkan alasan di balik lamanya pemulihan listrik oleh PLN.
Sripeni Inten Cahyani menyatakan, dua sirkuit Ungaran-Pemalang terputus sehingga tak ada aliran listrik yang bisa dihasilkan.
"Ada gangguan transmisi di sirkuit utara, sistem Jawa Bali ada dua penopang jaringan backbone 500 kV utara dan selatan, masing-masing dua sirkuit jadi empat sirkuit. Dua sirkuit Ungaran-Pemalang putus sehingga lepas kosong," tutur Sripeni Inten Cahyani dilansir dari Kompas Tv pada Senin (5/8/2019).
Baca: Lontarkan 'Orang Pintar' saat Marah ke PLN, Ahli Sebut Jokowi Tunjukkan Ciri Khas, Maknanya Dalam
Baca: Saksi Sebut Sofyan Basir Percepat Perizinan PLTU Riau-1
Baca: Imbas Pemadaman Listrik, PLN Akan Diperkarakan Lewat Gugatan Class Action
Baca: Jokowi Gunakan Kata Orang-orang Pintar Saat Marahi Pejabat PLN, Ini Tafsiran Pakar Bahasa Jawa
Ketika jaringan di utara putus, di waktu bersamaan satu jalur di selatan itu mengalami proses pemeliharaan. Hal tersebut rupanya memang kerap dilakukan untuk melakukan perawatan saat beban rendah di akhir pekan.
Sehingga tersisa hanya ada satu jalur di selatan saat itu, yang menyebabkan terjadinya guncangan sistem.
"Satu jalur selatan sedang proses pemeliharaan sehingga satu jalur. Pada waktu dua sirkuit utara lepas kemudian masuk jalur selatan, menyebabkan guncangan sistem," aku Sripeni Intan Cahyani.
Sripeni Intan Cahyani mengemukakan, goncangan tersebut tak baik bagi pembangkit listrik sehingga pembangkit tersebut bereaksi dengan memutuskan listrik.
"Guncangan ini tidak baik, kalau dibiarkan maka pembangkit yang masih normal bisa lepas.
Secara proteksi, kesisteman melepaskan diri ini, putus. Tasik, Depok putus. Begitu Tasik, Depok putus, timur masih normal pembangkit dan sistemnya normal, barat lama-lama turun frekuensinya menyebabkan pembangkit-pembangkit yang terhubung secara keamanan sudah melepaskan diri otomatis perlindungan terhadap mesin pembangkit.
Lepas-lepas-lepas sehingga terjadi pemadaman," ucap Sripeni Intan Cahyanti.
Sripeni Intan Cahyani menyatakan, untuk menormalkan kembali pembangkit listrik tersebut dibutukan waktu yang lumayan lama.
Simak Videonya:
Ia pun memberikan contoh untuk PLTU, yang harus dalam kondisi dingin agar bisa beroperasi lagi.
"PLTU kalau dia terlalu lama lepas, terlalu lama tidak terhubung dan beroperasi maka dia harus mulai dengan cold start beroperasi dari cold, dingin. Dingin itu lebih 8 jam. Baru bisa beroperasi normal, karena apa? didalam sistem itu ada semacam peralatan yang memproduksi uap, uap itu menggerakan turbin, turbin menjadi listrik," jelas Sripeni Intan Cahyanti.
Sripeni Intan Cahyanti menegaskan, penanganan pemulihan listrik dibutuhkan lebih dari 8 jam dimulai sejak PLTU Suralaya mendapatkan pasokan listrik dari Balaraja.
"Sekitar 17.40 WIB, listrik masuk dari Balaraja ke Suralaya tapi kondisinya sudah dingin jadi butuh waktu 8 jam. Maka dini hari tadi unit 3 sudah masuk," jelas Sripeni Intan Cahyanti.
Kembali Padam
Beberapa wilayah di kawasan Jabodetabek sempat mengalami pemadaman listrik kembali setelah listrik menyala.
Terkait hal tersebut, Executive VP Corporate Communications dan CSR PT PLN, Dwi Suryo Abdullah, memberikan penjelasan.
Dilansir Kompas.com, Dwi mengatakan ada hotspot alias titik panas saat pendistribusian listrik ke Jakarta dan sekitarnya hingga mengakibatkan listrik padam lagi.
Baca: Satgas Yonif 725/WRG Beri Imunisasi Polio untuk Siswa SD-SMP di Keerom
Baca: PPP Bakal Dorong Pejabat DKI Ini Jadi Pasangan Anies di Balai Kota
Baca: PLN Bakal Beri Kompensasi Akibat Listrik Padam, Berikut 5 Poin yang Perlu Dipahami
Baca: Saksi Sebut Sofyan Basir Percepat Perizinan PLTU Riau-1
"Saya belum tahu nih, tadi malam memang sempat nyala."
"Tapi karena ada hot spot pada satu transmisi yang ada di arah Cibinong ke Gandul, maka sebagian kami kurangi," jelas Dwi saat dihubungi Kompas.com, Senin.
Iapun berharap titik panas penghantar di arah Jakarta tidak terjadi lagi agar listrik kembali mengalir.
"Semoga pagi ini nanti hotspot penghantar di arah Jakarta terutama ke arah Gandul dari Cibinong tidak terjadi titik panas lagi," lanjutnya.
Meski begitu, pihaknya belum bisa memastikan kapan listrik akan kembali mengalir.
Ini Kronologi Padamnya Listrik di Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta
PT PLN (Persero) saat ini tengah mestabilkan aliran sinyal dari pasokan listrik di Jawa Timur.
Diperkirakan, listrik akan kembali normal pukul 19.27 WIB.
Pemadaman juga diusahakan tak sampai pukul 00.00 WIB dini hari. Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani menceritakan kronologi kejadian pemadaman listrik (black out) di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten.
Inten mengatakan, pemadaman bermula pada buku 11.45.09 karena terdapat gangguan di Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 KV Ungaran-Pemalang.
"Jadi pukul 11.45 WIB detik ke-27, SUTET Ungaran-Pemalang terjadi gangguan pada sirkuit 1, kemudian disusul pada sirkuit 2. Akibatnya terjadi penurunan tegangan yang menyebabkan jaringan SUTET Depok dan Tasikmalaya mengalami gangguan. Ini yang menjadi pemadaman awal," kata Sripeni Inten Cahyani di Depok, Minggu (4/8/2019).
Di saat yang sama, listrik di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali tetap berjalan normal. Kemudian, pukul 11.48 WIB daerah Jawa Barat dan DKI Jakarta padam secara serentak.
"Saat itu kami manajemen PLN mengawal langsung proses recovery dari kantor pusat pengatur beban," cerita Inten.
Recovery itu dilakukan dengan cara memasok aliran listrik dari Jawa Timur yang tidak terdampak ke PLTA Saguling dan PLTA Cirata yang berfungsi sebagai penstabil daya dan tegangan.
"Kemudian dari 2 PLTA itu berfungsi untuk mengirimkan pasokan listrik dari Timur ke Barat menuju PLTU Suralaya melalui GITET Cibinong, Depok, Gandul, Lengkong, Balaraja dan Suralaya," ucap Inten.
Dengan masuknya GITET Balaraja yang akan menuju ke PLTU Suralaya, diperkirakan listrik akan beroperasi secara bertahap hingga pukul 19.27 WIB ke depan untuk penormalan seluruh sistem Jawa Barat dan Banten.
Selain itu kata Inten, dari GITET Gandul akan disalurkan ke PLTGU Muara Karang untuk memasok aliran listrik ke DKI Jakarta, diperkirakan bertahap hingga 3 jam untuk pulih secara keseluruhan.
"Fokus kami saat ini mengirim pasokan ke PLTGU Muara Karang dan PLTGU Priok agar sistem DKI - Jakarta segera pulih. PLTGU Muara Karang itu dibutuhkan 30 menit untuk recovery," jelas Inten.
Dengan mengalirnya listrik tersebut, diperkirakan listrik akan kembali normal secara keseluruhan pukul 19.27 WIB.
Paling lama bila berjalan lancar, pemadaman tak akan berlangsung hingga pukul 00.00 WIB dini hari.
"Saya selaku Plt Dirut PLN dan jajaran Direktur PLN memimpin langsung proses recovery dari pusat pengendali beban Sistem Jawa-Bali baik di Pusat maupun di Unit. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan kondisi pada hari ini, dan saat ini semua upaya dikerahkan untuk merecovery sistem Jawa -Bali secara keseluruhan, khususnya Area Jawa Barat, Banten dan DKI," pungkas Inten.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com : https://jakarta.tribunnews.com/2019/08/05/listrik-kembali-padam-mengapa-pemulihannya-terjadi-lebih-dari-24-jam-ini-penjelasan-pln?page=all.