SYL Dorong Pengembangan Teknologi Pertanian Secara Masif
SYL mengingatkan, Indonesia tidak perlu takut dan alergi mengadopsi teknologi pertanian
Editor:
Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendorong pengembangan teknologi pertanian secara besar-besaran di Indonesia.
Menurut SYL, teknologi pertanian akan dapat memicu peningkatan produktivitas petani.
Baca: Inilah Lima Terobosan Genjot Ekspor Pertanian
"Setelah pemerintahan Jokowi sukses menggenjot pengembangan infrastruktur dalam arti luas yang kemudian akan disusul pengembangan sumber daya manusia secara masif, maka selanjutnya adalah adopsi teknologi yang dapat memacu dan memicu peningkatan produktivitas petani yang merupakan salah satu penduduk terbanyak di Indonesia," ujar SYL dalam keterangannya, Jumat (9/8/2019).
SYL mengingatkan, Indonesia tidak perlu takut dan alergi mengadopsi teknologi pertanian karena dikhawatirkan mengurangi kebutuhan lapangan kerja.
Menurut dia, pandangan seperti itu merupakan pandangan yang keliru.
"Menurut pengalaman kami di Sulawesi Selatan, modernisasi pertanian justru berbanding lurus dengan penciptaan lapangan kerja baru karena bagaimanapun mesin-mesin pertanian harus dioperasikan oleh orang-orang terlatih," ungkap Mantan Bupati Gowa ini.
SYL mengakui ada perbedaan adopsi teknologi pertanian di negara-negara maju dan negera-negara seperti Indonesia.
Jika di negara-negara maju, teknologi diadopsi dengan alasan semakin sedikitnya manusia yang mau bekerja di sektor pertanian sehingga diperlukan mesin-mesin sebagai penggantinya.
"Nah, kalau di Indonesia teknologi pertanian diadopsi untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan penciptaan lapangan kerja baru yang lebih banyak," tandas dia.
Lebih lanjut, SYL mengatakan selain meningkatkan lapangan kerja, produktivitas dan nilai tukar petani, pihaknya juga menemukan adopsi teknologi pertanian dapat menurunkan angka kemiskinan.
Gaji tenaga kerja terlatih, kata dia, tentunya lebih tinggi dari tenaga kasar.
"Semakin banyak kita mengadopsi teknologi dan melatih orang-orang mengoperasikannya, maka pendapatan masyarakat ikut meningkat. Inilah salah satu hal juga yang kami patut syukuri di Sulsel," ungkap dia.
Terkait angka kemiskinan ini, SYL bercerita bahwa tahun-tahun awal dirinya menjadi Gubernur Sulawesi Selatan sekita Tahun 2007, angka kemiskinan masih bertengger di angka 12 persen.
Angka tersebut, kata dia, berhasil diturunkan menjadi 9,4 persen di akhir masa jabatannnya.
"Kami yakin, seandainya ada kesempatan, masih banyak hal yang dapat kami lakukan untuk mengembangkan sektor pertanian. Salah satu sektor (pertanian) yang membutuhkan intensitas pengalaman untuk bisa memahami dan mengembangkannya, tidak cukup dengan gelar teknis akademis apalagi sekedar pengalaman politik. Kami siap bantu Jokowi untuk mengembangkan sektor pertanian secara terstruktur, sistematis dan masif," pungkas SYL.