Rusuh di Papua
Napi Sorong Kabur, Polisi Tak Dibekali Peluru Tajam dan Upayakan Cara Persuasif
Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya sudah menerima informasi bahwa penyebab napi melarikan diri adalah kerusuhan di internal lapas.
Penulis:
Vincentius Jyestha Candraditya
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Narapidana di lembaga permasyarakatan (lapas) Sorong diketahui melarikan diri berbarengan dengan adanya aksi kerusuhan di Manokwari dan Sorong, Papua Barat, Senin (19/8) kemarin.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya sudah menerima informasi bahwa penyebab napi melarikan diri adalah kerusuhan di internal lapas.
"Baru dapet info dari kapolres berkoordinasi dengan pihak lapas memang ada beberapa warga binaan yang melarikan diri dari lapas terkait kerusuhan internal lapas. (Jadi karena) Urusan di dalam lapas, bukan di luar (aksi kerusuhan massa)," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (20/8/2019).
Baca: TNI-Polri Masih Negosiasi dan Komunikasi secara Intens dengan 500 Orang di Sorong
Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menuturkan pihaknya juga berupaya menghindari jatuhnya korban dalam merespon peristiwa napi yang melarikan diri tersebut.
Oleh karenanya, ia mengatakan kepolisian mengupayakan cara-cara persuasif dan tidak menggunakan peluru tajam dalam mengamankan aksi unjuk rasa.
Baca: Mengulik Kisah Cinta Glenn Fredly dan Mutia Ayu, Singkat Serba Tertutup, Aura Kasih Berikan Ucapan?
"Guna menghindari jatuhnya korban, maka upaya-upaya persuasif dilakukan. Perlu dicatat seluruh anggota Polri yang melaksanakan tugas pemgamanan unjuk rasa nggak bawa peluru tajam. Karena prinsipnya kehadiran anggota dengan TNI, Pemda justru meredam dan memitigasi jangan sampai tindakan-tindakan yabg destruktif berkembang cukup luas," tandasnya.