Sabtu, 6 September 2025

Kabinet Jokowi

Letjen Purn Prof Syarifudin Tippe Disebut-sebut Masuk Bursa Calon Menhan di Kabinet Jokowi Jilid II

Saat ini Tippe aktif mengajar Pasca Sarjana di Universitas Jayabaya dan beberapa Universitas di Jakarta.

Editor: Choirul Arifin
zoom-inlihat foto Letjen Purn Prof Syarifudin Tippe Disebut-sebut Masuk Bursa Calon Menhan di Kabinet Jokowi Jilid II
IST
Pangarmabar Laksamana Muda TNI Didit Hediawan, MPA MBA, menyerahkan cinderamata kepada Rektor Unhan Letnan Jenderal (Letjen) TNI (Purn) DR. Syarifudin Tippe, M. Si., sesaat sebelum sosialisasi tentang Unhan di Gedung O.B Syaaf Markas Komando (Mako) Koarmabar, Selasa (21/2/2012).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Perbincangan tentang nama-nama calon menteri di kabinet Jokowi terus menghangat. Sejumlah nama baru bermunculan dan disodorkan. Baik oleh masyarakat, maupun kelompok-kelompok masyarakat, termasuk kelompok yang dulu mendukung di Pilpres.

Nama baru yang kini juga mulai muncul ke permukaan adalah Letjen TNI (Purn) Prof. DR Syarifudin Tippe MSi.

Pensiunan jenderal yang bergelar Profesor Pertahanan kelahiran  injai-Sulawesi Selatan 7 Juni 1953 ini disebut-sebut namanya masuk calon menteri pertahanan di kabinet Jokowi jilid II.

Akrab disapa Bang Tippe, lulusan Akabri tahun 1975 ini pernah menjabat sebagai Komandan Seskoad, pendiri Unhan (Universitas Pertahanan) dan rektor pertama di Unhan.

Saat ini Tippe aktif mengajar Pasca Sarjana di Universitas Jayabaya dan beberapa Universitas di Jakarta.

Tippe juga aktif di kegiatan sosial dan menjadi ketua Dewan Pakar LPKAN (Lembaga Pengawas Kinerja Aparatur Negara) sampai saat ini.

Syarifudin Tippe menyatakan, ada dua modal sosial yang ia peroleh dari perjalanan kariernya sebagai prajurit TNI dan sebagai akademisi sejak tahun 1976 sampai dengan 2012.

Baca: Gubernur Lukas Enembe: Kenapa Tak Terjunkan Banser untuk Bela Mahasiswa Papua yang Dipersekusi

"Kedua modal sosial tersebut menjadi basis optimisme saya untuk berkiprah kepada bangsa dan negara," sebutnya dalam keterangan pers kepada Tribunnews, Kamis (22/8/2019).

Baca: Inilah Benny Wenda, Sosok yang Disebut Tokoh di Balik Rusuh Papua dan Kini Bermukim di Inggris

Dia mencontohkan, saat bertugas di Aceh dirinya mampu menciptakan kondisi yang kondusif di Aceh ketika menjabat Danrem 012/Teuku Umar, 1999-2001. 

Baca: Cerita Lengkap Asal-muasal Pengepungan Asrama Mahasiswa Papua oleh Ormas di Surabaya

Dia menggunakan basis filosofis yaitu "Jangan tembak kepala orang Aceh, tapi tembaklah hatinya", yang kemudian dia direalisasikan melalui strategi merebut hati dan pikiran masyarakat Aceh.

Kondisi yang kondusif itulah berangsur-angsur membaik sehingga pada tahun 2005, ia sebagai satu-satunya prajurit TNI aktif ditunjuk Pemerintah untuk ikut bersama delegasi RI lainnya ke Helsinki dalam rangka mendamaikan RI-GAM.

Kedua, pendirian Universitas Pertahanan, dimana gagasan pendirian Unhan oleh Kasad Jenderal TNI DJOKO SANTOSO kemudian disambut baik Presiden SBY dan Menhan Prof Juwono Sudarsono. Singkatnya, berangkat dari pemaparan rencana pendirian UNHAN pada awal April 2008 di depan seluruh eselon 1 Kemhan.

"Meski sudah disetujui RI 1 dan Menhan, namun tidak seorang pun dari eselon 1 yang setuju dengan pendirian UNHAN karena alasan keuangan negara pada masa itu tidak memungkinkan mendirikan UNHAN," ujarnya.

Dirinya kemudian berinisiatif menyisipkan agenda pendirian Unhan ke dalam agenda Security Dialog antara pihak Kemhan RI-1 dengan pihak Dephan AS di Pentagon Washington pada 15 April 2008.

"Sebelum dialog formal dilakukan, saya coba melobi seorang Prof di Pentagon AS dengan mengangkat sub topik pendirian UNHAN. Ternyata dengan lobi informal ini Prof tersebut atas nama Dephan AS siap mendukung penuh, dengan mengalihkan sebagian bantuan keuangan yang diperuntukkan TNI AD ke program pendirian UNHAN,” tuturnya.

Dia menilai AS sangat respek dan antusias mendukung pendirian Unhan ini lantaran dinilai sejalan dengan salah satu misi AS yaitu mempromosikan demokrasi di dunia.

Dia menegaskan, Unhan merupakan melting pot (titik cair) secara intelektual antara sipil militer. Sebelumnya AS melihat militer dengan sipil di Indonesia ketemunya selalu di jalan, ketika mahasiswa melakukan demonstrasi, dimana militer cenderung brutal.

Salah satunya adalah secara akademik untuk mensinergikan sipil militer.

Kemudian di Dalam Negeri, pada forum-forum seminar ia berupaya meyakinkan masyarakat intelektual tentang urgensi pendirian UNHAN bahwa UNHAN secara simbolik merupakan wahana chandra di muka penggodokan para pemimpin bangsa yang berwawasan pertahanan dan kebangsaan, salah satunya dengan mengangkat visi pertahanan semesta sebagaimana yang termaktub dalam UU No 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara.

“Akhirnya alhamdulillah para akademisi dapat menerima gagasan pendirian UNHAN. UNHAN kemudian berhasil didirikan pada 11 Maret 2009 di Istana negara,” ungkapnya.

Berangkat dari dua modal sosial di atas, termasuk kontribusinya dalam upaya perdamaian RI-GAM, dia yakin dapat membaktikan dirinya untuk bangsa dan negara. “Jika Allah mentakdirkan lewat kementerian pertahanan saya pun siap membaktikan diri kepada bangsa dan negara,” ujar Prof. DR Syarifudin Tippe.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan