Jumat, 3 Oktober 2025

BJ Habibie Meninggal Dunia

Kisah Habibie di Penghujung Kekuasaan Soeharto (3-Habis): Tak Pernah Bisa Lagi Bertemu Sang Presiden

"Sangat saya sayangkan bahwa Pak Harto ketika itu tidak berkenan berbicara dengan saya," kata Habibie

ISTIMEWA
Presiden BJ Habibie semasa hidup 

"Perasaan saya makin penuh dengan kekecewaan, ketidakadilan, dan penghinaan, sehingga kemudian saya memberanikan diri untuk berdiri dan melangkah ke Ruang Jepara ingin bertemu langsung dengan Presiden Soeharto," ujar Habibie.

Namun, baru saja Habibie berada di depan pintu Ruang Jepara, tiba-tiba pintu terbuka dan protokol mengumumkan Presiden Republik Indonesia memasuki ruang upacara.

"Saya tercengang melihat Pak Harto, melewati saya terus melangkah ke ruang upacara dan 'melecehkan' keberadaan saya di depan semua yang hadir," tulis Habibie.

Dalam acara itu Habibie untuk pertama kalinya saya mendengar alasan Soeharto mengundurkan diri.

Baca: Kenang Masa Lalu, Mantan Ajudan Tidur di Kolong Tempat Tidur BJ Habibie dengan Senjata Lengkap

Setelah Habibie mengucapkan supah sebagai Presiden RI, Soeharto meninggalkan Istana Merdeka.

"Tanpa senyum maupun sepatah kata, ia meninggalkan ruang upacara," katanya. (tribunnetwork/feb)

Kisah Habibie pada seri sebelumnya ...

Berdebat keras soal menteri Kabinet Reformasi

BJ Habibie Bapak Perintis Teknologi di Indonesia, Ternyata Juga Pendiri PT INKA, Ini Perjuangannya
BJ Habibie Bapak Perintis Teknologi di Indonesia, Ternyata Juga Pendiri PT INKA, Ini Perjuangannya (Istimewa/ TribunJatim.com)

Untuk membahas susunan Kabinet Reformasi, Habibie berangkat ke rumah pribadi Soeharto di Jalan Cendana, Jakarta, 20 Mei 1998.

Sampai di rumah pribadi Soeharto sekira pukul 19.30, namun saat itu sang presiden sedang menerima mantan Wakil Presiden Sudharmono.

Baca: Kisah Habibie di Penghujung Kekuasaan Soeharto (1) Terima Telepon Mengejutkan dari Menko Ginandjar

Saat menunggu, Habibie ditemani Siti Hediyati, putri Soeharto yang kala itu masih berstatus istri Letjen TNI Prabowo Subianto, Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).

Dalam pertemuan, Soeharto membuka sehelai kertas besar yang berisi nama-nama anggota Kabinet Reformasi.

"Pak Harto menyatakan agar saya bersama beliau mengecek ulang nama-nama tersebut. Kesempatan itu saya manfaatkan untuk mengusulkan beberapa perubahan," kata BJ Habibie dalam buku Detik-detik yang Menentukan Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi, terbitan THC Mandiri, September 2006.

Karena ada perbedaan pandangan menyangkut beberapa nama, terjadilah perdebatan yang cukup hangat.

"Karena tidak ada titik temu, saya persilakan Pak Harto memutuskan apa yang terbaik, karena penyusunan anggota kabinet adalah hak prerogatif presiden," ujar Habibie.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved