Selasa, 26 Agustus 2025

Polemik KPK

‎Aksi Agus Rahardjo Cs Dipandang Reaktif dan Ekspresi yang Terakumulasi

Erwin menduga aksi Agus Rahardjo, Saut Situmorang dan Laode M Syarif tersebut merupakan bentuk kekecewaan karena KPK tidak dilibatkan

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar aksi membawa keranda berkain hitam dan menabur bunga di lobi gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (13/9/2019). Aksi tersebut karena memandang bahwa KPK sudah mati dan menunjukkan rasa berduka terkait sejumlah dinamika yang ada di tubuh Komisi Pemberantasan Korupsi. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR dari PDI Perjuangan Erwin Moeslimin mengaku bingung dengan sikap Ketua KPK, Agus Rahardjo Cs yang beberapa hari lalu menyerahkan pengelolaan KPK pada Presiden Jokowi.

"Sikap-sikap reaktif seperti itu mestinya dihindarkan, cukup membuat kita heran juga. Apalagi dengan bahasa-bahasa menyerahkan mandat. Kok mandat memang KPK mandataris presiden? ," tutur Erwin, Sabtu (14/9/2019).

Erwin menduga aksi Agus Rahardjo, Saut Situmorang dan Laode M Syarif tersebut merupakan bentuk kekecewaan karena KPK tidak dilibatkan untuk bersama-sama merumuskan RUU Komisi Pemberantasan Korupsi .

"Mungkin itu ekspresi dari dalam yang selama ini terakumulasi," tambah ‎Erwin.

Dikonfirmasi soal apakah perlu Presiden Jokowi duduk bersama dengan Agus Rahardjo Cs untuk membahas nasib lembaga antirasuah itu?

Suasana massa yang datang ke gedung merah putih, KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Sabtu sore (14/9/2019)
Suasana massa yang datang ke gedung merah putih, KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Sabtu sore (14/9/2019) (Tribunnews.com/Rina Ayu)

Erwin menjawab hal itu pasti akan dilakukan oleh Presiden Jokowi. Karena gaya-gaya seperti itulah yang biasa diterapkan Jokowi.

"Saya kira Jokowi orangnya bijak. Lihat fenomena terakhir seperti ini, dia pasti lakukan itu. Kalau diabaikan akan buat persoalan baru. Persoalan bangsa dan negara kita tidak hanya itu. Kita baru sja menghadapi masalah desintgrasi bangsa, masalah Papua. ‎Tiba-tiba muncul lagi ini, padahal ini di akhir periode beliau yang mestinya diakhir periode itu ada kesejukan. Jadi memang perlu duduk bersaya, saya sarankan begitu," imbuhnya.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan