Polemik KPK
Fakta-fakta Para Pendemo di KPK: Tak Tahu Pimpinan KPK hingga Pakai Jas Almamater Tak Berlogo
Beberapa hari terakhir aksi unjuk rasa atau demo di gedung KPK Jakarta menjadi sorotan publik.
Editor:
Hasanudin Aco
4. Ngaku dibayar ikut demo
Yanti juga tak menjawab panjang lebar saat ditanya mengenai tuntutan unjuk rasa. Ia juga mengelak saat ditanya apakah mendapat imbalan untuk mengikuti aksi tersebut.
"Saya juga enggak tahu, saya diajak saja. Enggak ada, enggak ada (imbalan)," ujar dia sambil malu-malu.
Sobirin, salah seorang demonstran lainnya, juga tak paham betul terkait hal-hal yang disuarakan orator dari atas mobil komando.
"Penurunan ini saja, penggantian, saya tahu dari media sosial," kata Sobirin.
Saat ditanya lebih lanjut mengenai tujuan aksi tersebut, Sobirin meminta awak media bertanya kepada panitia.
"Tanya korlapnya saja lebih jelas, tanya korlapnya," kata dia.
Jawaban serupa disampaikan Wati, demonstran yang datang dari Johar Baru, Jakarta Pusat. Ia mengaku hanya ikut-ikutan menjadi peserta unjuk rasa.
"Enggak tahu (tujuan unjuk rasa), hanya ikut saja, enggak tahu," kata dia.

Sementara itu, seorang demonstran lain yang bernama Ken dari Aliansi Relawan Jokowi mengakui ada uang pecahan Rp 50.000 yang dibagi-bagikan kepada demonstran.
Ken mengatakan, pembagian uang itu merupakan simbol dari nazar salah satu kelompok yang mengikuti aksi.
Ken enggan ikut-ikutan menerima uang tersebut.
"Nazar kalau Novel Baswedan ini ditangkap," kata dia.
"Makanya ngeri juga saya. Makanya saya di sini tadi, orang kalau dikasih uang kan tahu sendiri," kata Ken yang datang dari kawasan Harmoni, Jakarta Pusat.
Ken menuntut Novel ditangkap karena dianggap telah mengkhianati Jokowi dengan mengkritik Jokowi soal revisi Undang-Undang KPK.
"Dia kan sudah banyak dibantuin Pak Jokowi, tapi kenapa dia kok malah menjelekkan Pak Jokowi, kan aneh kesannya," ujar Ken lagi.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, jumlah demonstran hari ini lebih banyak dari hari-hari biasanya.