Rusuh di Papua
Try Sutrisno dan Mahfud MD Beri Catatan Penting Untuk Selesaikan Masalah Papua
Ketua Gerakan Suluh Kebangsaaan Mahfud MD mengatakan, masalah di Papua harus diselesaikan secara menyeluruh.
Penulis:
Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Gerakan Suluh Kebangsaaan Mahfud MD mengatakan, masalah di Papua harus diselesaikan secara menyeluruh.
Mahfud MD menyebut penanganan permasalahan keamanan dan kesejahteraan harus dilakukan secara seimbang.
Hal tersebut disampaikan Mahfud MD usai menggelar pertemuan dengan mantan Wakil Presiden RI Try Sutrisno di Wisma Kementerian Pertahanan Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/2019).
"Pak Try Sutrisno tadi berharap agar kedua-duanya ini dibangun secara seimbang agar demokrasi berjalan, integrasi juga terjaga," kata Mahfud.
Baca: Kata Polisi, Satu dari 2 Tersangka Penculikan dan Penganiayaan Ninoy Karundeng Anggota Ormas
Meski begitu, Mahfud tidak memungkiri kondisi di Papua saat ini sangat memprihatinkan.
Konflik vertikal yang terjadi di Papua mulai mengarah kepada konflik horizontal.
"Sekarang dalam jangka waktu dekat ini menyelesaikan konflik horizontal bahwa orang Papua dan orang non Papua yang ada di Papua itu adalah saudara sebangsa dan setanah air," ucapnya.
Di sisi lain, Mahfud pun menilai kelompok sparatis di Papua jumlahnya kecil, masih kalah besar dengan rakyat Papua yang setia kepada bangsa Indonesia.
Baca: Terlanjur Sayang pada Selingkuhan, Wayan Darmiasih Nekat Minum Racun Lantaran Tolak Rujuk Suami
Untuk itu pentingnya peran negara hadir untuk Papua supaya konflik horizontal tidak terulang lagi.
"Menyelesaikan Papua harus bijak, karena memang di Papua itu ada benih-benih separatis yang ditinggalkan oleh penjajah Belanda dulu. Yang selalu berusha menggerogoti kesetiaan nasional saudara-saudara kita di Papua," katanya.
Sementara itu, Try Sutrisno meminta kepada seluruh warga Indonesia khususnya di Papua agar senantiasa menciptakan situasi damai dan aman.
Baca: BIN Sebut Dinamika Jelang Pelantikan Presiden Masih Terkontrol
Dengan begitu, permasalahan yang muncul di Papua bisa diselesaikan secara bertahap.
"Papua banyak sekali masalah, itu yang harus kita bangun bersama. Kesejahteraan rakyat Papua harus terus kita perhatikan, apa yang kurang, apa yang tidak berjalan, semua warga yang ada di sana agar tenang supaya bisa mengambil tindakan," ucap Try.
Sambangi kediaman Try Sutrisno
Ketua Gerakan Suluh Kebangsaaan Mahfud MD menyambangi kediaman mantan Wakil Presiden RI Try Sutrisno.
Mahfud MD bersama jajaran pengurus Gerakan Suluh Kebangsaaan mungunjungi Try Sutrisno di Wisma Menhan, Jalan Imam Bonjol, Nomor 30, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/2019) sore.
Turut hadir bersama Mahfud, Sekjen Gerakan Suluh Kebangsaaan, Alissa Wahih.
Hadir pula sejumlah tokoh yakni Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini, Romo Frans Magnis Suseno, Romo Benny Sutrisno.
Baca: Jadwal Liga Italia Pekan ke-7: Grande Partita Inter Milan Pasca Kekalahan di Liga Champions
Baca: Setelah Ibadah Umrah, Maia Estianty Liburan ke Afrika Selatan
Baca: Uya Kuya Kaget Lihat Isi ATM Barbie Kumalasari yang Mencapai Miliaran Rupiah
Selain itu, sejumlah mantan menteri antara lain Manuel Kaisiepo, Al Hilal Hamdi, dan sejumlah tokoh lainnya.
Kunjungan Mahfud MD bersama para tokoh ke kediaman Try Sutrisno untuk bersilahturahmi.
Selain itu, pertemuan dilakukan guna mendiskusikan berbagai isu kebangsaan saat ini.
Termasuk soal Papua yang hari ini terus memanas terkait konflik horizontal antara masyarakat Papua dan pendatang.
"Sore hari ini kami dari Gerakan Suluh Kebangsaan, melanjutkan safari ke berbagai tokoh-tokoh bangsa mulai dari semua mantan presiden dan wakil presiden sampai tokoh-tokoh di ormas besar Islam. Dan sore ini kita bertemu mantan Wakil Presiden Try Sutrisno," ucap Mahfud MD.
Baca: Adegan YL dan Selingkuhannya Rencanakan Pembunuhan Sang Suami, Berikut Percakapan Keduanya
Dalam pertemuan tersebut, Mahfud MD bersama para tokoh juga mendengarkan pandangan-pandangan yang terfokus pada masalah konflik di Papua dari Try Sutrisno.
"Kita punya catatan begini bahwa kita sebagai bangsa harus bangga hidup di Indonesia dan mempunyai negara Indonesia yang merdeka, yang secara geografis sangat strategis dan kaya dan secara demografis penduduknya beragam dan beradab. Sehingga bangsa ini sejatinya bangsa besar yang harus di perlihara, itu tadi dari Pak Try Sutrisno," kata Mahfud MD.
Komnas HAM dukung Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka peluang adanya dialog antara pemerintah dengan tokoh-tokoh papua yang bersebrangan dengan pemerintah.
Usulan itu digulirkan untuk menghentikan konflik di wilayah timur Indonesia.
Baca: Lika-Liku Perjalanan Kylie Jenner & Travis Scott hingga Miliki Stormi Webster, Berawal di Coachella
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komnas HAM, Amirudin Al Rahab menyatakan akan mendukung rencana presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan dialog dengan perwakilan Papua untuk menyelesaikan konflik.
"Ini langkah baik menyelesaikan masalah bangsa dengan berdialog. Saya berharap beberapa saat ke depan presiden mau membuka dialog yang seperti apa. Apa yang mau di dialogkan, ini harus ada yang merumuskan," kata Amirudin dalam sebuah diskusi di sekretariat Iluni UI, Jakarta, Kamis (3/10/2019).
Ke depan, Amirudin juga mengatakan, Jokowi bisa mulai menunjuk utusan atau penghubung yang bisa jadi perantara dialog antara pemerintah dengan tokoh Papua.
Juga menunjuk pihak mana saja yang bisa diajak berunding untuk selesaikan konflik di Papua.
"Pintu yang kita ketuk itu yang mana. Kalau tidak ada pintu yang pasti, nanti ada 20 pintu yang dibuka. Kalau sudah ada pihak itu, kita bisa bicara," ungkapnya.
Namun demikian, ia memahami untuk menyelesaikan masalah Papua bukan langkah yang mudah.
Baca: Anggota DPR Dapat Gaji Fantastis dan Uang Pensiun Seumur Hidup, Iwan Fals Ngiler: Ada Lowongan Gak?
Artinya, kesepakatan penyelesaian masalah tidak bisa hanya dilakukan sekali pertemuan dengan para tokoh Papua.
"Melihat Papua itu bukan persoalan papua, ini persoalan kebangsaan kita. Apa yang dikatakan presiden siap berdialog kita dorong sama-sama. Tentu saya menyadari tidak sekali jalan kelar. Harus beberapa kali dan dengan beberapa kelompok," pungkasnya.
Warga yang tinggalkan Papua terus mengalir
Sebanyak 120 warga Jawa Timur yang dipulangkan dari Wamena, Papua, telah tiba di Malang, Rabu (2/10/2019).
Mereka diangkut menggunakan pesawat hercules C-130 dan tiba di Pangkalan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh, Kabupaten Malang sekitar pukul 15.00 WIB.
Baca: NasDem dan PPP Terbuka Dukung Bamsoet Jadi Ketua MPR
Kedatangan mereka dari Wamena langsung disambut oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Selanjutkan, mereka akan diantar ke rumah asalnya masing-masing dan diserah terimakan ke Dinas Sosial setempat.
Khofifah mengatakan, dari 120 warga yang dipulangkan terdiri dari 115 orang dewasa dan lima orang anak-anak.
Tidak hari ini saja, tiga hari sebelumnya secara berturut-turut juga ada warga Jawa Timur yang dipulangkan dari Wamena.
“Jadi sebetulnya sudah tiga hari yang lalu tiap hari ada yang datang. Ada yang lewat Semarang, kemarin via Makassar, hari ini sebagian ada yang landing di Surabaya,” katanya.
Khofifah mengatakan, keputusan untuk memulangkan warganya dari Wamena itu supaya terhindar dari kerusuhan yang terjadi.
“Jadi sesuai dengan kapasitas hercules kita ingin memberikan perlindungan evakuasi kepada terutama warga Jatim, di dalam rombongan ini tidak semua warga Jatim tetapi bahwa mereka siapapun harus mendapatkan perlindungan keamanan dan mereka harus terproteksi,” katanya.
Sebelum diantar ke kampung halaman masing-masing, semua rombongan dibawa Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) yang ada di Kota Malang.
Di sana akan dipersiapkan proses pemulangannya.
Baca: Ternyata Masih Ada Ribuan Warga Jatim di Wamena Butuh Dievakuasi
“Kita akan mengantarkan mereka sampai di titik di mana mereka akan berkumpul bersama keluarga mereka. Kemudian menyampaikan informasi ini kepada seluruh dinas sosial sehingga ada berita acara kepada dinas sosial masing-masing kota dan kabupaten,” katanya.
Sementara itu, kepulangan warga Jawa Timur dari Wamena akibat kerusuhan yang terjadi di daerah itu.
Seluruh bangunan miliknya habis dibakar. (Kontributor Malang, Andi Hartik)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: 120 Warga Jatim Pengungsi Wamena Tiba di Malang
Warga yang ingin pulang ke Sulsel disediakan kapal laut
Pemerintah tidak hanya mengerahkan pesawat Hercules milik TNI AU saja untuk mengangkut warga yang ingin tinggalkan Wamena, Papua.
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mengungkapkan kapal laut milik Pelni juga dikerahkan untuk mengakomodir para warga.
Baca: Rusuh Wamena, Buruh Pabrik Tahu Nyaris Kena Amuk Massa, Terkepung, Diselamatkan Warga Lokal
Menurut dia, ada puluhan ribu pengungsi dari berbagai daerah di Indonesia yang akan meninggalkan Wamena pascakerusuhan terjadi.
“Selain menggunakan pesawat Hercules untuk mengevakuasi korban, pemerintah pusat juga telah mengirimkan kapal Pelni untuk mengantarkan korban ke beberapa daerah di Indonesia,” kata Andi, Rabu (2/10/2019).
Mengenai korban asal Sulawesi Selatan, kata Andi Sudirman, sebagian besar mereka tetap memilih tinggal di Wamena karena berbagai alasan.
Antara lain sebab telah menikah dengan penduduk asli, telah memiliki pekerjaan dan memiliki usaha di Jayapura.

“Beberapa warga yang direlokasi atau dipindahkan ke Jayapura adalah anak kecil, sebagian ibu-ibu dan beberapa yang memiliki urgensi-urgensi atau kepentingan tertentu," ucapnya.
Sementara, yang memilih kembali ke Sulawesi Selatan tergantung urgensi masing-masing, makanya dilakukan pendataan warga-warga yang mungkin memiliki kepentingan untuk kembali ke Sulawesi Selatan," ungkap dia.
Saat ditanya jumlah warga asal Sulsel, Andi Sudirman mengaku belum mengetahui persis.
Di mana sedang dilakukan pendataan oleh tim di tempat-tempat pengungsian di Jayapura dan sekitarnya.
“Jika korban asal Sulsel untuk sementara belum bisa dipastikan karena pemerintah Provinsi Sulsel melakukan pendataan secara menyeluruh. Karena sebagian korban asal Sulsel juga sudah lahir dan besar di sana hanya mungkin orangtua atau nenek moyangnya yang berasal dari Sulsel,” terang Andi Sudirman.
Baca: Presiden Kirim Bantuan ke Ambon dan Wamena
Andi Sudriman juga mengimbau kepada seluruh warga Sulawesi Selatan tetap tenang dan mempercayakan kendali kepada aparat kepolisian dan TNI.
"Alhamdulillah, pemerintah daerah sudah menjamin keamanan mereka (warga asal Sulsel) dan berharap peristiwa tersebut tidak terulang lagi. Kapolri juga telah mengirimkan sekitar 1.000 personel untuk menjaga keamanan di Wamena, Jayawijaya, Jayapura dan sekitarnya," tambah dia. (Kontributor Makassar, Hendra Cipto)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Selain Pesawat Hercules, Pemerintah Kirim Kapal Pelni Angkut Pengungsi Wamena