Kabinet Jokowi
Minta PAN Tak Labil Menempatkan Diri jika Gabung Pemerintah, Ngabalin: Jangan Ulangi Sejarah Lama
Ali Mochtar Ngabalin memberikan tanggapan soal PAN yang belakangan kembali melakukan pendekatan dengan Presiden Joko Widodo.
Editor:
Astini Mega Sari
TRIBUNNEWS.COM - Tenaga Ahli Kantor Staf Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin memberikan tanggapan soal Partai Amanat Nasional (PAN) yang belakangan kembali melakukan pendekatan dengan Presiden Joko Widodo.
Ia mengatakan, Koalisi Indonesia Kerja menerima dengan tangan terbuka pada partai manapun yang ingin bergabung ke kubu mereka, termasuk PAN.
Namun, Ngabalin meminta PAN tak labil menempatkan diri sebagaimana periode lalu, koalisi namun seperti oposisi.
• Minta KPK Tak Protes jika Tak Dilibatkan Jokowi dalam Pemilihan Menteri, Ngabalin: Nggak Usah Baper
"Ya mudah-mudahan (hubungan dengan) PAN baik deh. Jangan ulangi sejarah lama, ada di pemerintahan tapi terus menerus menggerogoti pemerintah," ujar Ngabalin di Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Ngabalin tak tahu persis bagaimana posisi PAN saat ini, apakah akan kembali di barisan Jokowi atau menjadi oposisi.
Meski nantinya jadi koalisi gendut, Ngabalin tak khawatir akan menjadi beban bagi pemerintahan Jokowi-Maruf Amin lima tahun ke depan.
• Ngabalin Tegaskan Penusukan Wiranto Tak Ada Kaitannya dengan Pelantikan Presiden
"Apapun untuk alasan kepentingan bangsa dan negara dan republik ini saya kira kita musti berbenah diri," kata Ngabalin.
"Kepentingan negara jauh lebih besar daripada kepentingan politik, kelompok, partai, dan lain-lain."
Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan diterima Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/10/2019).
Pertemuan Jokowi dan Zulkfli berlangsung tertutup sekitar pukul 14.25 WIB.