Kabinet Jokowi
Dahnil Anzar Simanjuntak: Prabowo Tidak Asal Minta Menteri
Prabowo Subianto tidak asal meminta pos menteri saat ditawarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) masuk kabinet, Senin (21/10/2019).
Penulis:
Taufik Ismail
Editor:
Adi Suhendi
Termasuk menentukan koalisi setelah Pemilu.
"Dengan demikian postur bagi pemerintahan akan datang adalah pemerintahan berjiwa gotong royong dan merangkul. Dengan demikian soliditas sangat kuat bagi kita untuk mengatasi tantangan internal maupun ekseternal," ungkap Hasto.
Saat ditanya kemungkinan pihak yang dirangkul akan menusuk balik PDIP di kemudian hari, Hasto menjawab santai.
Baca: Total Korban Terdampak Kebakaran Bidara Cina Capai 350 Orang
"(Kalau begitu, red) Itu kalau orang Jawa bilang, dikei ati ngrogoh rempelo (bahasa jawa, artinya diberi hati mengambil rempela, red)," kata Hasto.
Mantan Sekretaris TKN ini pun menjelaskan soal dinamika Koalisi Indonesia Kerja (KIK) jika Gerindra masuk kabinet.
Hasto mengatakan hal demikian adalah bagian dari dinamika.
Sebab demokrasi membuka ruang untuk seluruh partai koalisi berpendapat.
Ia juga menyebut, demokrasi bersama Jokowi tidak menutup berbagai tanggapan-tangan kritis.
Itu yang membuat sehat di dalam dinamika koalisi.
Pihaknya yakin, bila membaca pernyataan sejumlah ketua umum Koalisi Indonesia Kerja, semuanya menghormati hak prerogratif presiden.
Sekaligus juga memahami pertimbangan-pertimbangan yang diambil presiden ketika memutuskan untuk memperluas Koalisi Indonesia Kerja.
"Karena semangat gotong royong inilah yang sebenarnya menjadi jiwa bagi bangsa," jelasnya.
Untuk diketahui, jabatan Menteri Pertahanan adalah salah satu dari triumvirat selain Menteri Luar Negeri dan Menteri Dalam Negeri.
Berdasarkan pasal 8 ayat 3 UUD 1945, ketiga jabatan itu akan memegang tugas-tugas kepresidenan secara bersama-sama selama terjadi kekosongan jabatan presiden-wakil presiden.
Pernyataan Prabowo usai bertemu Jokowi