Rabu, 27 Agustus 2025

Kabinet Jokowi

Pengamat Pertahanan Ungkap Keunggulan dan Kekurangan Prabowo Berdasarkan Rekam Jejak

Dari sisi keungggulan, ia menilai Menteri Pertahanan yang baru dilantik Presiden Joko Widodo, Rabu (23/10/2019) memiliki visi dan mimpi strategis.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews/Irwan Rismawan
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kiri) didampingi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edhy Prabowo keluar dari dalam kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2019) sore. Sesuai rencana, Presiden Joko Widodo memperkenalkan jajaran kabinet barunya kepada publik mulai hari ini usai Jokowi dilantik pada Minggu (20/10/2019) kemarin untuk masa jabatan periode 2019-2024 bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Tribunnews/Irwan Rismawan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat pertahanan dari Universitas Paramadina, Anton Aliabbas, mengungkapkan sejumlah keunggulan dan kekurangan Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto di bidang militer berdasarkan rekam jejaknya selama menjadi tentara aktif.

Dari sisi keungggulan, ia menilai Menteri Pertahanan yang baru dilantik Presiden Joko Widodo, Rabu (23/10/2019) memiliki visi dan mimpi strategis dalam memajukan militer.

Ia mencontohkan, saat menjabat sebagai Danjen Kopassus pada 1 Desember 1995 sampai 20 Mei 1998, Prabowo membangun kapabilitas pasukan elit tersebut dengan baik sehingga bisa menjadi satu di antara pasukan khusus terbaik di dunia.

Baca: Hasil Babak Pertama Slavia Praha vs Barcelona Liga Champions, Blaugrana Unggul 0-1

"Kualitas dan kuantitas latihan yang didukung dengan persenjataan memadai adalah dua indikator yang mendukung argumen itu," kata Anton saat dihubungi Tribunnews.com pada Rabu (23/10/2019).

Tidak hanya itu, menurutnya Prabowo juga punya pemikiran bahwa prajurit TNI harus mempunyai smart power yang mampu menjawab tantangan dalam 10-15 tahun mendatang.

Karena itu, menurutnya saat itu, Prabowo juga mendorong dan memfasilitasi adanya pengiriman 35 perwira terpilih mulai dari pangkat Letnan Satu hingga Letnan Kolonel untuk studi ke luar negeri.

Baca: Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow dan Gregoria Mariska Tunjung Tumbang

Ia mengatakan, di antara 20 perwira yang dikirim ke Inggris dan 15 perwira ke Amerika Serikat, salah satunya disebut-sebut adalah Jenderal Andika Perkasa.

Menurutnya, seleksi perwira tersebut dilakukan cukup ketat seperti harus menjalani Tes Potensi Akademik, Tes IQ, dan pemahaman bahasa asing (IELTS).

Selain itu, menurutnya program tersebut tidak eksklusif hanya untuk Kopassus saja tetapi juga mencakup satuan lain di dalam tubuh TNI AD.

Menurutnya, pemahaman tentang prajurit untuk memiliki pendidikan berkualitas terkait sektor keamanan dan politik internasional sangat penting.

Baca: Menilik Sepak Terjang Bintang Puspayoga Ketika Menjadi ASN di Pemkot Denpasar

Bagaimanapun, keberadaan military scholar ataupun sosok komandan yang memiliki bekal pendidikan militer dan umum yang mumpuni akan dapat berkontribusi dalam proses transformasi militer.

"Walaupun, kepemilikan pendidikan umum, apalagi berkualitas, ini terkadang kurang mendapat perhatian besar dalam proses promosi jabatan dalam militer," Kata Anton.

Di sisi lain, Anton menilai adanya dugaan keterlibatan Prabowo dalam kasus pelanggaran HAM berat yang berujung pada pemberhentian dari dinas kemiliteran merupakan kekurangannya.

"Ini jelas menjadi catatan negatif utama dari sosok Prabowo," kata Anton.

Baca: Penjelasan LIPI Terkait Temuan Ikan Bertuliskan Kata Ambon di Seram Barat

Halaman
1234
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan