Kabinet Jokowi
Mengenal Wahyu Sakti Trenggono, Wakil Menteri yang Akan Dampingi Menhan Prabowo Subianto
Mas Tris, demikian dia disapa, akan mendampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Kementerian Pertahanan.
Editor:
Hasanudin Aco
Ia menuturkan sejak kecil terbiasa hidup prihatin. Pria berkumis ini mengisahkan bahwa ketika harus kuliah di ITB dan jauh dari kampung halamannya di Semarang keprihatinan menjadi hal yang dekat dengannya.
Bahkan, untuk membayar uang kuliah saja, keluarganya harus menjual tujuh ekor kambing.
“Saya dulu bayar kuliah Rp 22.000 harus jual tujuh ekor kambing dan dikirim sama nenek saya Rp 35.000,” kenangnya.
Meski hidup sederhana, tapi hasrat Trenggono untuk maju cukup besar.
Tak heran ketika ada perusahaan besar sekaliber PT Astra International Tbk datang ke ITB untuk mencari karyawan potensial, ia pun langsung mendaftar.
Nasib baik pun menghampiri pria yang hobi minum kopi tersebut. Trenggono diterima dalam program Astra Basic Training atau saat ini lazim disebut management trainee.
"Saya disekolahkan selama enam bulan sebelum dilepas ke unit bisnis Astra dan saya kebagian dalam bisnis informasi teknologi (IT)," ungkapnya.
Trenggono resmi bergabung dengan Astra di tahun 1988 dengan status sebagai mahasiswa semester akhir ITB alias belum mendekap gelar sarjana ketika itu. Menginjakkan kaki di Astra tampaknya memang menjadi langkah awal yang baik bagi Trenggono.
Banyak hal yang dipelajarinya selama di Astra mulai dari membangun infrastruktur IT, sampai pada membangun budaya perusahaan hingga mengembangkan pabrik.
Namun, kesan yang paling bernilai selama berkarier di Astra adalah karena Trenggono banyak berelasi dengan lembaga konsultan dunia, seperti Boston Consulting Group (BCG) untuk pembenahan perusahaan di lingkungan Astra.
“Di situ sebenarnya banyak sekali belajar tentang perubahan manajemen,” ujarnya.
Selama 11 tahun Trenggono berkarier di Astra dan berhasil memperdalam ilmu dan pengetahuannya tentang IT dan manajemen.
Ia pun akhirnya memutuskan untuk mundur dari Astra dengan jabatan akhir Senior General Manager atau setingkat direktur di anak usaha Astra.

Ada hal yang menarik dari mundurnya Trenggono dari Astra, para petinggi Astra yang mengetahui Trenggono akan bangun bisnis baru mengatakan jika bisnis ini gagal, maka ia diperbolehkan untuk kembali ke Astra.
Mundurnya Trenggono dari Astra lantaran ia kepincut untuk membangun bisnis sendiri dan pilihan jatuh pada bisnis penyedia infrastruktur telekomunikasi yakni menara yang ketika itu belum berkembang.