Ketua DPP NasDem Singgung Masa Lalu Rio Capella Saat Berurusan dengan KPK
Ketua DPP NasDem Zulfan Lindan malah menyebut Rio Capella yang telah menyimpang jauh dari semangat restorasi.
Penulis:
Ilham Rian Pratama
Editor:
Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendiri Partai NasDem Patrice Rio Capella mengatakan manuver Ketua Umum NasDem Surya Paloh telah melenceng dari semangat awal tujuan partai.
"Partai NasDem yang awalnya mengusung salam perubahan-restorasi Indonesia saat ini sudah benar-benar berubah menjadi restoran politik," kata Rio Capella di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (10/11/2019).
Ketua DPP NasDem Zulfan Lindan malah sebaliknya. Ia menyebut Rio Capella yang telah menyimpang jauh dari semangat restorasi. Bahkan disinggung pula kasus korupsi yang menjerat Rio Capella.
"Yang menyimpang dari restorasi itu dia, makanya dia korupsi dan ditangkap oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), kok dia yang menuduh kita sekarang," ujar Zulfan Lindan di lokasi yang sama.
Baca: Ketika Bendahara NasDem Geruduk Konferensi Pers Pendiri NasDem
Baca: Politikus Nasdem Sindir Rio Capella Cengeng
Baca: Melenceng dari Identitas Partai, Rio Capella Sebut NasDem Jadi Restoran Politik
Seperti diketahui, Rio Capella terbukti menerima suap untuk mengamankan perkara bansos di Kejaksaan Agung. Ia terbukti melanggar Pasal 11 UU No 20/2001 tentang tindak pidana korupsi.
Capella dihukum di Pengadilan Tipikor Jakarta dengan vonis 1,5 tahun penjara dan denda Rp50 juta.
Pada 22 Desember 2016, Rio Capella pun menghirup udara segar setelah menjalani masa kurungannya.
Capella juga menyebut NasDem saat ini sudah tidak memiliki semangat restorasi dan hanya menjadi 'restoran politik' yang menggoreng kepentingan.
Zulfan menuding balik Rio sebagai orang yang tidak bersih karena pernah tertangkap KPK.
"Dia yang tidak punya semangat restorasi. Kalau yang ngomong itu orang yang bersih, kemudian dia memang kecewa dengan NasDem, tapi dia bersih, tidak tangkap tangan, nggak jadi tersangka, nggak masuk penjara, itu masuk akal. Kalau dia kan kalian harus mikir juga, loh kok lucu orang ini," kata Zulfan.
Baca: Pendiri NasDem: Apa Surya Paloh Menuduh Presiden Jokowi Tidak Pancasilais?
Menurut Zulfan, Rio sebagai politikus sudah bertindak bodoh dan cengeng. Namun, Zulfan tak melihat ada pihak lain yang mendorong Rio menyampaikan pernyataan sikap yang menyerang NasDem.
"Ah itu enggak, kebodohan dia aja. Menurut saya itu kebodohan dia. Mau jadi politikus tapi cengeng. Itu kebodohan. Kalau dia pinter enggak mungkin dia melakukan itu," ucap Zulfan.
"Enggak ada (pihak lain), inisiatif pribadi lah. Enggak ada partai lain atau siapapun yang mengendalikan dia. Dia kan udah bukan lagi anak-anak, dalam dunia politik dia kan tahu. Pasti dia melakukan itu atas kesadaran dia, kemauan dia, mungkin sedikit mau cari, ada momen mau cari popularitas, bisa aja," sambungnya.
Namun demikian, Zulfan mengakui jasa Rio sebagai salah satu pendiri NasDem. Pernyataan sikap Rio ini disebutnya tidak akan menganggu jalannya Kongres II NasDem yang tengah berlangsung.

"Enggak ada, masa kita terganggu. Mana ada, siapa dia mengganggu kita. Ini kita sebenarnya mau ngumpul-ngumpul tadi bukan di sini, tapi kebetulan ada ini ya udah sekalian di sini kita kumpul," katanya.
Zulfan mengakui jika Rio tak diundang dalam Kongres NasDem yang menurutnya adalah acara internal. Namun, Zulfan mengatakan Rio akan diundang dalam HUT NasDem yang akan diselenggarakan pada Senin (12/11/2019) besok.
"Sekarang hak dia sebagai apa hak dia untuk diundang Kongres. Ya memang enggak perlu. Hak dia itu enggak ada. Nanti di HUT dia diundang dong. Bukan (diundang) sebagai pendiri, kita menghormati kawan-kawan yang ada jasa, walaupun ada kesalahan, ya kan, kan itu, tidak boleh membenci," tutur Zulfan.
"Kawan-kawan yang kita lihat dia punya jasa lah di partai, kemudian kita melihat ini wajar dong kalau kita undang di HUT. Tapi kalau di Kongres enggak ada hak dia untuk diundang. Sebagai apa mau kita undang? Coba tanya," ujar dia.