Rabu, 20 Agustus 2025

Respons Politikus PDIP Sikapi Sindiran Surya Paloh Soal Partai Pancasilais

Politikus PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira menilai Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh terlalu emosional merespon sindiran Presiden Joko Widodo (J

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/Srihandriatmo Malau
Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira saat ditemui Tribunnews.com, di ruang kerjanya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (8/11/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira menilai Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh terlalu emosional merespon sindiran Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi sebelumnya menyindir pelukan erat Surya Paloh dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman, beberapa waktu lalu.

"Reaksi Surya Paloh terhadap sindiran presiden pun menurut saya terlalu emosional, membawa diskursus seolah persoalan pelukan ini masuk dalam wilayah ideologis partai-partai pendukung Jokowi-Maruf Amin," kata Andreas Hugo Pareira kepada Tribunnews.com, Minggu (10/11/2019).

Dia menegaskan Jokowi mengomentari rangkulan Surya Paloh dengan Sohibul Iman dalam kapasitasnya sebagai presiden.

Baca: Surya Paloh: Kesalahan Fatal Ketika Pemimpin Merasa Hidup Sepanjang Massa

Menurut dia, Presiden Jokowi berharap banyak, setelah pembentukan kabinet, semua partai pendukung pemerintah tetap solid.

"Sehingga, meskipun hubungan antar elit partai dinamis tetapi soliditas koalisi tetap terjaga," katanya.

Lebih lanjut ia menegaskan, tidak satu partai pun yang mengatakan rangkulan tersebut bermakna ideologis.

Karena semua juga tahu dinamika antarelit partai saat ini lebih bersifat politik pertemanan.

Membangun pertemanan sebagai basis kesepahaman kerjasama politik.

Baca: Mantan Ketum NasDem: Surya Paloh Lebih Pas Jadi Capres 2024 Ketimbang Anies Baswedan

"Sehingga menurut saya, tuduhan Surya Paloh soal partai Pancasilais pun menjadi terlalu emosional dan sama sekali tidak bermakna ideologis," tegasnya.

Sebelumnya, Jokowi memberikan sindiran menohok terkait pertemuan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dengan Presiden PKS Sohibul.

Sindiran Jokowi terhadap Surya Paloh dilontarkan saat berpidato dalam acara HUT ke-55 Partai Golkar di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Rabu (6/11/2019) malam.

Dalam acara tersebut hadir sejumlah tokoh politik di antaranya Surya Paloh, Aboe Bakar Al Habsyi dari PKS, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari Demokrat, Oesman Sapta Odang dari Hanura, Grace Natalie dari PSI, dan lainnya.

"Bapak Surya Paloh yang kalau dilihat malam ini, beliau cerah dari biasanya, sehabis pertemuan beliau dengan Pak Sohibul Iman di PKS," ucap Jokowi yang disambut tawa hadirin dalam acara tersebut.

"Wajahnya cerah, setelah beliau berdua berangkulan dengan Pak Sohibul Iman," sambung Jokowi yang kembali disambut riuh seisi ruangan.

Baca: Bertemu PKS, Nasdem Cerdik Manfaatkan Situasi Curi Start untuk 2024

Jokowi mengaku, tidak mengetahui makna di balik pertemuan dan berangkulannya Surya Paloh dengan Sohibul Iman.

Ia melihat hal tersebut bukan hal biasa dilakukan Surya Paloh dengan sesama pimpinan partai politik.

"Tidak pernah saya dirangkul oleh Bang Surya seperti seerat merangkul Pak Sohibul Iman. Tadi di holding saya tanyakan, ada apa? Tapi nanti jawabnya dilain waktu dijawab," ucap Jokowi.

Jokowi sengaja bertanya soal pertemuan tersebut karena Partai NasDem saat ini berada di dalam koalisi pemerintah.

"Saya boleh bertanya dong, karena beliau masih di koalisi pemerintah," ucap Jokowi.

Usai acara, Surya Paloh menyikapi santai sindiran dari Jokowi tersebut.

Menurut Surya Paloh apa yang dilontarkan Jokowi sebagai bentuk selera humor sang presiden.

Baca: Pemilihan Dewan Pengawas KPK Masih Desember 2019, Jokowi: Saya akan Pilih Orang yang Berintegritas

"Masa kalian enggak tanggap, Pak Jokowi punya sense of humor yang tinggi," kata Surya Paloh lalu tertawa.

Ia pun menganggap bila perkataan Jokowi bukan sebagai bentuk peringatan bagi Partai NasDem agar tidak melakukan manuver politik dengan menemui sejumlah pimpinan partai politik di luar koalisi pemerintahan.

"Saya tidak merasa itu (peringatan,red) apalagi itu dianggap sebagai warning itu, saya pikir terlalu naif," kata Surya Paloh.

Menurut Surya, sangat disayangkan jika manuver NasDem dinilai sebagai bentuk perlawanan terhadap koalisi pemerintahan.

Untuk itu, ia meminta agar pikiran-pikiran tersebut dibuang jauh-jauh.

"Sayanglah kemajuan berdemokrasi kita sudah jauh kita miliki, suasana komunikasi batin sudah baik kita miliki artinya seluruh praduganya mengarah kepada pikiran yang negatif harus kita buang jauh-jauh," ucap Surya Paloh.

Baca: Bukan Mistis, Ada Desa Siluman Dapat Kucuran Dana Desa, Jokowi: Kejar sampai Tertangkap

Surya Paloh mengakui bila dirinya belum berbicara dan bertemu langsung dengan Jokowi setelah bertemu elite PKS.

Meskipun begitu, ia menyebut dirinya telah bertemu secara batin dengan mantan gubernur DKI Jakarta itu.

"Belum ketemu dalam fisik, tapi bertemu dalam batin," ucap Surya Paloh.

Surya Paloh pun menegaskan, tetap akan ada komunikasi dengan Jokowi perihal pertemuannya dengan petinggi PKS.

"Amat sangat, pasti lah itu," kata Surya Paloh.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan