Menteri Luhut Kaget Ada Pengusaha Jepang Belum Tahu Banyak Perubahan di Indonesia
Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan merasa kaget karena ternyata ada pengusaha Jepang yang tidak tahu mengenai perubahan di Indonesia.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan merasa kaget karena ternyata ada pengusaha Jepang yang tidak tahu mengenai perubahan besar di Indonesia.
"Tadi saya bicara dengan pengusaha pension fund Jepang. Saya ceritakan mengenai perubahan di Indonesia sampai ke hilirisasi. Ternyata saya kaget dia tidak tahu mengenai banyaknya perubahan yang terjadi di Indonesia saat ini," ungkap Menteri Luhut kepada Tribunnews.com, Kamis (21/11/2019) seusai pertemuan dengan pengusaha Jepang.
Menteri Luhut di Jepang sejak dua hari lalu untuk bertemu dengan sejumlah pengusaha Jepang skala menengah dan besar termasuk membicarakan berbagai industri energi di Indonesia mulai batu bara, hydropower dan sebagainya.
"Tadi kita pertemuan dengan pengusaha Jepang bicara pension fund yang ternyata memang belum pernah Indonesia approach seperti ini dulunya," tambahnya.
Menteri Luhut menjelaskan mengenai transformasi ekonomi Indonesia dari dulu komoditi base menjadi hilirisasi nickel ore stainless steel sampai ke batere litium.
Baca: Ingin Dapat Rezeki, Lulus Sekolah atau Karir Meningkat? Datanglah ke Kuil Hajiri di Jepang
Baca: Padatnya Agenda Kunjungan Paus Fransiskus di Jepang, 23 Hingga 26 November 2019
Baca: Potret Traveler Berlatar Bunga Tabebuya di Surabaya, Serasa Lagi Jepang
"Kita memiliki cadangan dunia untuk nikel ore terbesar di dunia. Bukan hanya berhenti ke nikel ore saja tapi juga ada palm oil, demikian pula alumina," kata Luhut.
Pengusaha Jepang juga bertanya serta punya perhatian besar kepada lingkungan hidup.
"Dia tanya saya mengenai lingkungan hidup. Kita katakan kalau lingkungan kita perhatian dengan baik, kita sangat care karena punya policy bahwa apa pun harus melihat ke generasi yang akan datang. Semua untuk generasi mendatang nantinya. Itu fokus kita," kata Luhut.
Oleh karena itu, Indonesia dipastikan tidak akan merusak lingkungan.
"Kita sudah pasti tidak akan buat policy yang bisa merusak lingkungan. Orang gak perlu ngajari kita mengenai soal lingkungan itu. tetapi kalau diberi advis ya tentu kita terima," ujarnya.
Menteri Luhut juga ingin mengembangkan energi ramah lingkungan.
"Kita kembangkan energi ramah lingkungan dengan hydropower. Indonesia sangat kaya dengan hydropower yang sedikitnya kita punya energi 40.000 Mega Watt. Salah satu di Kalimantan dan Papua yang besar," kata Luhut.

Kalau hydropower yang kecil di Sumatera Jawa antara 100 sampai 300 MegaWatt banyak sekali.
Di Kayan Kalimantan Barat dan Membramo di Papua untuk membuat integrated industry terbesar di dunia yang ramah lingkungan karena menggunakan air.