Ahok Masuk BUMN
Erick Thohir Pilih Ahok Jadi Komisaris Utama Pertamina, Demi Capai Target Kurangi Impor Migas
Erick Thohir mengungkapkan bahwa Ahok bisa membantu Pertamina mencapai target-target ke depannya.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Tiara Shelavie
"Disamping sistem yang berbelit-belit, dia menyalahi sistem masalahnya, Undang-Undang Migas Nomer 22 tahun 2001, sudah dicabut belasan pasal oleh Mahkamah Konstitusi," kata dia.
Ia menambahkan, pemerintah harus segera membuat sistem yang mudah dalam perusahaan BUMN sektor energi seperti migas.
"Ini dulu yang harus dikerjakan oleh pemerintah, caranya gampang tidak berbeli-belit," katanya.
Menurutnya, sistem yang berbeli-belit itu mengakibatkan eksplorasi dari investor turun.
"Fakta menunjukkan setelah Undang-Undang migas, eksplorasi itu anjlok, turun karena sistem yang berbelit-belit," ungkapnya.
Selain berujar membutuhkan Ahok untuk mencapai target Pertamina, Erick juga mengatakan Ahok adalah sosok pendobrak yang dirasa pas untuk menempati posisi Komisaris Utama Pertamina.
Menurutnya salah jika orang-orang menganggap pendobrak artinya suka marah-marah.
"Karena itu, kenapa kita perlu orang yang pendobrak, pendobrak bukan marah-marah, saya rasa Pak Ahok berbeda," katanya.
Sebab, dengan adanya sosok pendobrak seperti Ahok, Pertamina bisa mencapai targetnya.
"Kita perlu figur pendobrak, agar ini semua berjalan sesuai target," ujarnya.
Erick menjelaskan jika nantinya Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina tidak melaksanakan tugas harian seperti para direksi.
"Beliau komisaris utama, kan direksinya yang day to day," kata dia.
Erick Thohir mengungkapkan adanya perampingan di tubuh Kementerian BUMN sebelumnya, dengan alasan untuk mencari orang yang bisa bekerja.
"Penting sekarang kita kerja, kita di Kementerian BUMN kenapa kita merampingkan, tapi tidak hanya merampingkan, supaya juga cakap, artinya bisa bekerja," jelasnya.
Ia berujar, ke depannya BUMN akan menjadi Kementerian yang arahnya pada pelayanan.