3 Kasus Kekerasan Orangutan di Indonesia, Ada yang Dijadikan PSK hingga Ditembak Sebanyak 74 Kali
3 Kasus Kekerasan Orangutan di Indonesia, dari Dijadikan PSK hingga Ditembak Sebanyak 74 Kali dari Pony, Hope dan Paguh
Penulis:
Endra Kurniawan
Editor:
Ayu Miftakhul Husna
Pemilik rumah telah mencukur semua rambutnya dan tubuhnya dipenuhi oleh gigitan nyamuk.
Pony tidak bisa berhenti menggaruk gigitan dan kulitnya telah terinfeksi.
Saat ingin mengevakuasi Pony, Tim BKSDA mendapat perlawanan dari penduduk setempat dipersenjatai dengan parang.
Proses penyelamatan Pony tidaklah mudah.
Baca: Mengenang 6 Tahun Kepergian Paul Walker, Aktor yang Terkenal dalam Film The Fast and the Furious
Yayasan BOS dan BKSDA bersama dengan polisi dan pasukan militer, butuh satu tahun lamanya untuk membujuk pemilik rumah suapay rela memberikan Pony kepada Yayasan BOS.
Pada 13 Februari 2003 Pony mendapatkan rumah barunya di Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo, Nyaru Menteng.
Di Nyaru Menteng, Pony menerima perawatan yang sangat dibutuhkan yang dia butuhkan setelah mengalami cobaan yang mengerikan, dan mulai menjalani proses rehabilitasi.
Hidup begitu lama dengan manusia serta diperlakukan begitu mengerikan saat di penangkaran, tidak mudah bagi Pony untuk belajar hidup sebagai orangutan liar.
Pony telah melalui proses rehabilitasi yang panjang untuk melupakan cobaan beratnya dan mendapatkan kembali sifatnya yang liar untuk menjadi orangutan semestinya.
Dia telah tinggal di kompleks sosialisasi dengan orangutan betina lainnya dan juga bergabung dengan Sekolah Hutan.
Pada 2005, Pony ditempatkan di Pulau Bangamat, yang merupakan salah satu pulau pra-rilis, untuk mendorongnya hidup lebih mandiri.
2. Orangutan bernama Hope

Dilansir dari Kompas.com , kisah tentang Hope terjadi pada Maret 2019 di Subulussalam, Aceh.
Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji, dalam keterangan tertulis mengatakan konflik warga dan orangutan di Subulussalam, Aceh, berawal saat induk orangutan itu masuk ke kawasan permukiman, terutama kebun warga.