Reuni Akbar 212
Sebut Jokowi Juga Alumni 212, Fahri Hamzah: Reuni 212 Momentum Paling Manis untuk Rekonsiliasi
Fahri Hamzah menanggapi soal rencana Reuni 212 yang akan digelar, Senin (12/1/2019) besok. Ia menilai Reuni 212 momentum baik untuk rekonsiliasi.
Penulis:
Wahyu Gilang Putranto
Editor:
Miftah
Melansir Kompas.com, wacana rekonsiliasi antara pendukung Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto pasca-Pilpres 2019 harus dilakukan secara total.
Fahri Hamzah memandang, jika tidak segera dilakukan rekonsiliasi pasca-Pilpres 2019, konflik di masyarakat akan terus berkepanjangan.
"Kalau saya mengusulkan itu, rekonsiliasi total atau konflik berkepanjangan. Cuma dua itu," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 9 Juli 2019 silam.
Fahri Hamzah menjelaskan, dalam perspektif rekonsiliasi total, Presiden Jokowi harus dapat melacak akar persoalan yang menjadi penyebab keterbelahan di masyarakat.
Akar Polarisasi
Fahri Hamzah menyebut, akar persoalan harus ditarik kembali ke masa Pilpres 2014, di mana saat itu Jokowi dan Prabowo juga menjadi rival.
Lebih lanjut, dikatakannya polarisasi makin menguat saat Pilkada DKI Jakarta 2017.

Kala itu bersamaan dengan mencuatnya kasus penodaan agama yang menyeret mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Fahri Hamzah berpendapat situasi kian diperparah dengan adanya kontestasi pilpres yang hanya berjarak satu tahun.
"Rekonsiliasi total dalam perspektif ini Presiden harus berani melacak akar dari konflik dua calon kemarin yang sebenarnya sudah dimulai di DKI, mulai pilpres lalu, masuk ke DKI tegang sampai di bawah, ditutup dengan Pilpres lagi. Ini yang perlu direkonsiliasi kembali," ujarnya.
(TRIBUNNEWS.COM/Wahyu Gilang Putranto) (Kompas.com/Kristian Erdianto)