Soal Kecelakaan Bus Sriwijaya yang Tewaskan 35 Orang, Kapolres Akui Liku Lematang Rawan Kecelakaan
Kapolres Pagar Alam, AKBP Dolly Gumara menyebut lokasi kejadian Bus Sriwijaya masuk jurang di Liku Lematang memang rawan kecelakaan.
Sementara itu, saat disinggung mengenai rambu jalan yang ada di lokasi, Dolly menyebut sudah ada.
Namun, kondisi jalan yang berliku-liku dan tanjakan yang panjang.
"Karena itu perlu ditambah lagi (rambu-rambu) menurut penilaian kami," kata Dolly.
Ia menyampaikan pada saat ini di lokasi sudah ditambah himbauan bagi pengguna jalan.
"Mudah-mudahan sopir kalau melihat bisa untuk berhati-hati ketika masuk ke tikungan Liku Lematang," ujar Kapolres Pagaralam.
KNKT Selidiki Penyebab Kecelakaan
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berkoordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) maupun pihak terkait kecelakaan Bus Sriwijaya di Pagar Alam, Sumatera Selatan.
"Kami sudah melakukan upaya insentif dengan menugaskan beberapa staf dari Dirjen Darat, terutama dari KNKT," kata Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, dikutip dari Kompas.com.
Budi mengatakan, KNKT dikerahkan untuk mencari penyebab kecelakaan maut Bus Sriwijaya, di Pagar Alam, Sumatera Selatan, Senin (23/12/2019) malam.
Lebih lanjut, Budi juga menjelaskan, pihaknya belum bisa memutuskan dalam pemberian sanksi atau tidak terhadap Perusahaan Otobus (PO) Sriwijaya.
Jika terbukti PO tersebut tidak melakukan pengecekan kondisi bus apakah layak jalan atau tidak, maka bisa dilakukan tindakan hukum.
"Kalau memang mobil itu tidak di-ramp check, ada suatu law enforcement yang tegas, mereka harus diatur," tutur Budi.
Berdasarkan informasi pada Kamis (26/12/2019) data dihimpun dari jumlah korban meninggal dunia ada 35 orang.

Menhub Budi Karya Sumadi Turut Prihatin
Sebelumnya, Budi Karya Sumadi juga menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas musibah kecelakaan Bus Sriwijaya yang terjadi di Pagaralam, Sumatera Selatan.