Minggu, 7 September 2025

Harun Masiku Buron KPK

Soal Harun Masiku Sudah Di Indonesia, ICW: Menkumham dan Imigrasi Bohong Pada Publik

Kurnia Ramadhana menyebut Menkumhan, Yasonna Laoly dan pihak imigrasi telah berbohong pada publik soal keberadaan buron KPK, Harun Masiku.

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Tribunnews.com/ Lusius Genik
Peneliti lembaga Indonesian Corruption Watch (ICW), Kurnia Ramadhana di kantornya, Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (20/1/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai terlalu banyak drama dalam kasus suap proses pergantian antar waktu (PAW) Anggota DPR yang melibatkan kader PDI-P Harun Masiku.

Satu diantaranya yakni soal keberadaan Harun Masiku.

Menurut ICW, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), Yasonna Laoly, dan pihak Imigrasi telah membohongi publik selama ini.

Pernyataan ini disampaikan oleh Peneliti ICW Kurnia Ramadhana dalam program Apa Kabar Indonesia Malam, yang dilansir kanal YouTube Talk Show tvOne, Kamis (23/1/2020).

Sebelumnya Kunia menyinggung terkait proses pengungkapan kasus suap PAW yang juga melibatkan mantan Komisioner KPK, Wahyu Setiawan.

Menurutnya dalam kasus sederhana seperti ini, banyak sekali drama yang tidak lucu dipertontonkan di publik.

"Kasus Harun Masiku dalam konteks suap menyuap PAW anggota DPR ini terlalu banyak drama-drama yang tidak lucu," ujar Kurnia.

"Sebenarnya ini case sederhana saja ya, partai PDI-P mengupayakan Harun Masiku agar mendapatkan kursi menggarntikan saudara Rizky dan tolak oleh KPU," jelasnya.

s
 Peneliti ICW Kurnia Ramadhana dalam program Apa Kabar Indonesia Malam, tvOne (YouTube Talk Show tvOne)

"Tapi Harun masiku menyuap Wahyu, case-nya sesederhana itu," imbuhnya.

"Tetapi justru yang terjadi hari ini banyak sekali drama-drama yang tidak lucu dan dipertontonkan kepada publik," tegas Kurnia.

Peneliti ICW ini kemudian menjelaskan terkait drama yang dimaksud.

"Pertama, misalnya ketika KPK dalam konteks penyelidikan gagal menyegel kantor DPP PDIP," ujarnya.

"Kedua ketika tim penyelidik KPK mendatangi PTIK mungkin ingin melakukan pengintaian kepada seseorang," imbuhnya.

"Tapi justru tiba-tiba dites urin sama oknum di PTIK," jelas Kurnia.

Drama berikutnya, Kurnia menyebut saat PDI-P membentuk tim advokasi hukum.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan