Imlek 2020
Yenny Wahid Ungkap Spirit Gus Dur Perjuangkan Imlek Dapat Dirayakan Bebas
Dengan adanya perayaan imlek, ia berharap bahwa seluruh rakyat Indonesia semakin mengedepankan rasa persatuan dan kesatuan bangsa
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Adanya perayaan Tahun Baru China atau Imlek di Indonesia tidak lepas dari peran Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid.
Pria yang akrab disapa Gus Dur itu memiliki peran besar hingga akhirnya etnis Tionghoa dapat merayakan Imlek secara terbuka.
Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zannuba Ariffah Chafsoh atau akrab disapa Yenny Wahid mengungkap keinginan terdalam Gus Dur memperjungkan Imlek dirayakan terbuka.
"Gus Dur ingin agar seluruh masyarakat Indonesia bisa merayakan kebudayaannya masing-masing sebagai bagian dari mozaik indah bernama Indonesia," ujar Yenny Wahid kepada Tribunnews.com, Jumat (24/1/2020).
Baca: Amankan Perayaan Imlek, Kapolri Bentuk Satgas di Seluruh Polda di Indonesia
Yenny Wahid menjelaskan, Imlek itu adalah subkultur kebudayaan Indonesia.
Karena itulah, imbuh dia, Gus Dur ingin agar Etnis Tionghoa juga bisa merayakan kebudayaannya di Indonesia, tanpa ada diskriminasi apapun.
"Gus Dur ingin agar tidak ada lagi diskriminasi terjadi di Indonesia," tegas Yenny Wahid.
Sebelumnya juga Putri Presiden Keempat Gus Dur itu menyampaikan pesan-pesan untuk masyarakat menjelang perayaan Imlek tahun 2020 yang jatuh pada Sabtu (25/1/2020) mendatang.
Dengan adanya perayaan imlek, ia berharap bahwa seluruh rakyat Indonesia semakin mengedepankan rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan saling hormati satu sama lain.
Baca: Selamat Tahun Baru Imlek 2020, Ini 5 Contoh Percakapan Menarik saat Kumpul Bersama Keluarga
Ia juga berharap agar bangsa Indonesia tetap saling hormati, tidak saling menghujat dan tidak saling menjelekan dalam menyampaikan ekspresi kebudayaannya.
Menurutnya, yang paling penting adalah bahwa semua pihak merasa memiliki rumah besar yang namanya Indonesia.
"Rumah besar yang namanya Indoensia itu macam macam, ada yang kritik, ada yang rambutnya lurus, ada yang sipit, ada yang belo, ada yang putih, ada yang kecoklat-coklatan, ini semua kita adalah penduduk atau pemilik rumah yang bernama indonesia," kata Yenny di kantor Kemenko Polhukam Jakarta Pusat pada Kamis (23/1/2020).
Untuk itu, menurutnya seluruh rakyat Indonesia perlu rasa saling memiliki agar rumah itu tetap utuh.
"Semua perlu untuk memiliki rasa memiliki, untuk memastikan bahwa rumah ini bisa tetap utuh berdiri," kata Yenny.