Jumat, 12 September 2025

Virus Corona

Putrinya Tertahan di Wuhan akibat Virus Corona, Eks Ketua KPU Sultra Ungkap Kondisi Terkini

Putrinya terisolasi di Wuhan, Eks Ketua KPU Sultra, Hidayatullah mengaku khawatir,ia bahkan tidak tidur nyenyak dan selalu menunggu kabar KBRI Beijing

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Twitter @ChinaFile / Tangkap layar CNN
Situasi kota Wuhan ditutup setelah Virus Corona melanda. Seperti kota mati hingga perjalanan dibatasi. 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Tenggara (Sultra), Hidayatullah mengaku khawatir pada keadaan sang putri, Yayu Indah Maharani.

Yayu merupakan satu diantara mahasiswa Indonesia yang terisolasi di Wuhan, China akibat merebaknya virus corona sejak Desember 2019 ini.

Hidayatullah menyebut, putrinya sudah tiga bulan di China dan akan menjalani perkuliahannya di Fakultas Kedokteran Hubei University pada Februari 2020.

Sejak merebaknya wabah virus corona di Wuhan, Hidayatullah mengaku tidak dapat tidur nyenyak.

Ia dan sang istri juga terus melakukan kontak dengan KBRI di Beijing, China.

"Alhamdulillah dalam keadaan sehat walafiat," ujarnya yang dilansir Kompas.com.

"Sudah empat hari, sejak mulai gencar pemberitaan bahaya akibat dari virus corona ini, saya dan ibunya tidak bisa tidur nyenyak makanpun tidak enak," imbuhnya.

"Kami terjaga di depan televisi, menunggu dan melakukan kontak setiap saat dengan pihak KBRI di Beijing serta perhimpunan mahasiswa di sana," jelasnya.

Dari penuturan Hidayatullah, ada 10 mahasiswa yang berasal dari Sultra yang tertahan di Wuhan.

Kota Wuhan Diisolasi Pemerintah Tiongkok terkait Penyebaran Virus Corona
Kota Wuhan Diisolasi Pemerintah Tiongkok terkait Penyebaran Virus Corona (Tangkap Layar Youtube Kompas TV)

"Mereka sekarang dilarang keluar dari asrama," ujarnya.

"Saat ini saya sementara fokus dan konsentrasi dengan KBRI di Beijing untuk selalu mengetahui perkembangan keadaan anak saya dan anak-anak Sultra lainnya yang menempuh pendidikan di Wuhan Provinsi Hubey tersebut," imbuhnya.

Hidayatullah mengaku sempat berkomunikasi dengan pihak KBRI di Beijing.

Ia meminta agar sang putri dan mahasiswa yang berasal dari Indonesia dapat dipulangkan dengan segera.

Namun karena akses transportasi sudah ditutup sementara oleh otoritas setempat, ia pun hanya dapat berdoa dan menunggu.

"Anak-anak kami dalam situasi dan keadaan kritis kemanusiaan di Wuhan, maka membutuhkan perhatian kemanusiaan atau minimal doa buat mereka agar tetap terjaga, sehat, sabar dan dalam lindungan Allah SWT," ujarnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan