100 Hari Kabinet Jokowi
100 Hari Jokowi Jilid 2, Erick Thohir dan Nadiem Makarim Dinilai Bagus, Tapi Kurang Dukungan
100 hari pemerintahan Jokowi jilid 2, pengamat menyebut kinerja Mendikbud Nadiem Makarim dan Menteri BUMN Erick Thohir sudah baik.
Penulis:
Wahyu Gilang Putranto
Editor:
Muhammad Renald Shiftanto
"Erick Thohir di BUMN gak punya teman. Saya melihat dia lonely," ungkapnya.
"Saya khawatir, ide-ide dan terobosan-terobosan akan hilang ditelan angin," lanjut Agus.
Orang-orang seperti Erick di BUMN dianggap Agus terlalu sedikit.
"Kalau pun ada beberapa teman-teman yang semacam dia cuma sedikit, seperti Ahok misalnya," ungkapnya.
Diketahui, permasalahan yang dihadapi Erick di BUMN terbilang pelik.
Mulai dari bongkar pasang BUMN, hingga dihadapkan permasalahan seperti kasus Garuda hingga Jiwasraya.
Awal kepemimpinannya di BUMN, Erick langsung melakukan gebrakan melakukan 'bersih-bersih' di tubuh BUMN.
Dilansir Kompas.com, langkah pertama yang diambil Erick mencopot enam deputi dan satu sekertaris Kementerian BUMN di era Rini Soemarno.
Ketujuh orang tersebut, yakni Edwin Hidayat Abdullah, Hambra, Fajar Harry Sampurno, Wahyu Kuncoro, Aloysius Kiik Ro, Gatot Trihargo dan Imam Aprianto Putro.
Langkah tersebut diambil Erick dalam rangka merampingkan struktur deputi di Kementerian BUMN.
Untuk diketahui, di era Rini terdapat enam posisi deputi.
Sementara itu di era Erick memangkasnya menjadi hanya tiga orang deputi dan satu sekertaris kementerian.
Kemudian salah satu keputusan yang banyak mendapat apresiasi ialah mengangkat Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina menggantikan Tanri Abeng.

Selain mengangkat Ahok, Erick juga mengangkat mantan Dirut PT Telkomsel Emma Sri Martini sebagai Direktur Keuangan PT Pertamina.
Erick juga memasukan nama mantan pimpinan KPK Chandra Hamzah, Amin Sunaryadi, mantan Kepala Bekraf Triawan Munaf, mantan wakil Menteri ESDM Archandra Tahar, dan mantan Menteri Keuangan Chatib Basri ke jajaran komisaris utama di perusahaan BUMN.