Kamis, 4 September 2025

Pemulangan WNI Eks ISIS

Pemerintah Berencana Pulangkan 600 WNI Eks ISIS, PKS hingga PKB Beri Respons: Ini Bukan Urusan Agama

Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan proposal penanganan terkait rencana pemulangan mantan teroris lintas batas sebanyak 600 WNI.

Penulis: Nuryanti
tangkap layar ABC News
Ilustrasi Anggota ISIS 

"Eks ISIS ini tentu harus didalami kepulangannya, harus ditangani secara profesional bagaimana mekanisme saat mereka sampai di sini, dilakukan namanya program-program deradikalisasi," kata Herman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2020), dikutip dari Kompas.com.

Herman Hery
Herman Hery (Rizal Bomantama/Tribunnews.com)

Menurutnya, pemerintah harus membuat program deradikalisasi khusus.

Sebab, ratusan WNI sudah terpapar dengan paham tersebut.

Herman pun berharap pemulangan WNI eks ISIS itu tidak menimbulkan persoalan baru bagi pemerintah.

"Bagaimana pun orang yang sudah ke sana, sudah terkontaminasi paham tersebut, jangan sampai mereka kembali diterima bulat-bulat langsung dikembalikan ke masyarakat dan membuat persoalan baru," jelas Herman Hery.

Maman Imanulhaq

Sementara itu, Wakil Sekretaris Dewan Syura Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Maman Imanulhaq tak setuju dengan rencana pemulangan 600 WNI eks ISIS tersebut.

Menurutnya, hal tersebut tidak ada urgensinya, karena mereka tidak mengakui Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Pancasila.

"Mereka tidak mengakui NKRI, Pancasila dan pemerintahan yang sah. Karenanya rencana pemulangan anggota ISIS eks WNI ke Tanah Air Itu tidak ada dasar hukum dan urgensinya," kata Maman, dikutip dari Kompas.com, Selasa (4/2/2020).

Ia mengatakan, pemerintah perlu membuat program humanisasi, sebelum memulangkan.

Sebab, kehidupan berbangsa rusak karena kelompok radikal yang intoleran.

KH Maman Imanulhaq
KH Maman Imanulhaq (Srihandriatmo Malau/Tribunnews.com)

Program tersebut akan mengembalikan kesadaran mereka ke nilai kesadaran manusia yang punya nilai cinta kasih, anti kekerasan dan mau hidup berdampingan antaragama.

"Humanisasi juga diarahkan bagaimana mereka lebih menghayati dirinya sebagai manusia. Sehingga bisa hidup harmonis dan berdampingan dengan semua mahluk," ujar Maman.

"Humanisasi berbeda dengan deradikalisasi. Penekanannya itu lebih kepada meyakini bahwa semua orang punya nurani dan bisa kembali menjadi manusia yang baik," lanjutnya.

Selain itu, Maman meminta pemerintah melibatkan organisasi keagamaan dalam proses humanisasi tersebut.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan