Pemulangan WNI Eks ISIS
Soal Pemulangan WNI Eks ISIS: Jokowi Menolak, Prabowo Tak Masalah hingga Mahfud MD Sebut Virus Baru
Rencana pemulangan sejumlah WNI eks ISIS ke Indonesia mendapatkan banyak pro dan kontra dari sejumlah kalangan, mulai dari Jokowi hingga Mahfud MD
Penulis:
Isnaya Helmi Rahma
Editor:
Daryono
"Sampai saat ini masih dalam proses pembahasan, dan nanti sebentar lagi kita akan putuskan kalau sudah dirataskan. Semuanya masih dalam proses," kata Jokowi.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin

Menanggapi soal rencana kepulangan WNI eks ISIS ke tanah air, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengibaratkan seperti evakuasi di Wuhan.
Kalaupun harus dipulangan, Ma'ruf Amin menyebut harus ada proses observasi seperti WNI dari Wuhan.
"Corona saja kan kita dilakukan observasi, diisolasi dulu, nah ini juga harus dipikirkan. Kalau menular, berbahaya juga," kata Ma'ruf Amin yang dikutip dari Tribunnews.com.
Pertimbangan selanjutnya, dikatakan Ma'ruf, yakni apakah akan ada dampak yang diberikan baik individu maupun kelompok eks ISIS dalam satu tataran masyarakat.
"Kita tidak ingin mereka yang sudah terjangkit, terpapar wabah radikalisme itu tentu kalau dikembalikan apakah akan melakukan penularan apa tidak," kata Ma'ruf.
Meski begitu, Wakil Presiden RI ini mengaku bahwa rencana itu masih dalam kajian dan pertimbangan.
"Jadi memang itu pembahasannya komprehensif dan belum ada kesimpulannya, kita tunggu saja," ujarnya.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD juga turut memberikan tanggapannya terkait rencana pemerintah memulangkan WNI eks ISIS.
Menurutnya pendapat pribadinya, Mahfud tidak setuju dengan rencana tersebut.
Ia menuturkan pemulangan WNI eks ISIS ini harus dipikirkan dengan berdasarkan pada manfaat dan mudaratnya.
Adapun mudaratnya menurut Mahfud yakni dapat menimbulkan virus baru yang menyebarkan paham radikalnya di Indonesia.
"Mulai dari mudaratnya kalau dipulangkan itu nanti bisa menjadi masalah di sini, bisa menjadi virus baru di sini," ujarnya yang dilansir dari Kompas tv, Kamis (6/2/2020).