Rabu, 27 Agustus 2025

Pemulangan WNI Eks ISIS

Soal Pemulangan WNI Eks ISIS, Pendamping Korban Terorisme: Dipikirkan Saja Sudah Sangat Keliru

Pendamping Korban Bom Samarinda, Birgaldo Sinaga menyebut pemerintah telah melakukan sebuah kekeliruan soal wacana pemulangan WNI eks ISIS.

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Twitter/of_crowned
Ilustrasi ISIS 

TRIBUNNEWS.COM - Pendamping Korban Bom Samarinda, Birgaldo Sinaga angkat bicara terkait rencana pemulangan WNI eks ISIS

Menurutnya wacana yang kini tengah ramai diperbincangkan ini dapat melukai keluarga korban terorisme.

Terlebih saat ini menurutnya para korban tengah berjuang untuk pulih.

Sehingga Birgaldo menyebut pemulangan WNI eks ISIS ini adalah suatu kekeliruan yang dilakukan oleh pemerintah.

Pernyataan ini ia sampaikan dalam program Kompas Petang yang Tribunnews lansir dari YouTube Kompas tv, Minggu (9/2/2020).

"Ketidak adilan dan melukai perasaan keluarga korban terorisme itu yang ada dibenak saya," ujar Birgaldo.

"Saya kira pemerintah memikirkan mereka dipikirkan saja menurut saya sebuah kekeliruan dan kesalahan," imbuhnya.

Birgaldo pun heran terkait adanya wacana itu.

d
Pendamping Korban Bom Samarinda, Birgaldo Sinaga (YouTube Kompas tv)

Menurutnya tidak seharusnya pemerintah fokus untuk memikirkan para WNI eks ISIS ini.

Melainkan semestinya pemerintah lebih memperhatikan bagaimana perasaan para korban terorisme.

"Bagaimana bisa pemerintah begitu mudah melempar isu ini, membuat gaduh," ujarnya.

"Ini melukai perasaan korban yang kehilngan anggota keluarganya yang saat ini berjuang untuk pulih," tegasnya.

Menurutnya larangan pemulangan para WNI ini bukan soal apakah orang tersebut bisa berubah atau tidak.

Melainkan, ini sudah menjadi konsekuensi yang harus ditanggung oleh mereka sat memilih untuk menjadi bagian ISIS.

"Saya kira ada hak dan tanggung jawab atas konsekuensi terhadap setiap anak bangsa secara adil bahwa setiap tindakan itu membuat konsekuensi," jelasnya.

"Mereka pergi ke Baghdad, ke Suriah tentunya ingin bergabung di ISIS," imbuhnya.

Baca: Menteri Agama Tegas Menolak Pemulangan WNI eks ISIS: Sangat Sadis dan Bawa-Bawa Nama Agama

Baca: Tak Ada Islamfobia, Komnas HAM Klaim Masyarakat Siap Terima WNI Eks ISIS

"Sehingga mereka memiliki mimpi ingin menjadi bagian khalifah Abu Bakar al Baghdadi," kata Birgaldo.

Lebih lanjut Birgaldo menyinggung soal alumni ISIS yang pernah kembali ke Indonesia.

"Saya ingin menyampaikan, alumni ISIS Puji Supriyanto adalah pengebom tiga buah gereja mengakibatkan banyak korban pada 13 Mei 2018," ujarnya.

"Apakah saat Puji Supriyanto yang pergi ke ISIS terus kembali dia bertaubat? tidak," tegasnya.

"Dia sudah memiliki kemampuan militer dengan merakit bom, kemudian dia berencana melakukan pengeboman dengan membunuh target korban," kata Birgaldo.

Sehingga Birgaldo meminta pemerintah untuk tidak memikirkan apalagi melakukan pemulangan terhadam WNI eks ISIS itu.

Lebih baik pemerintah fokus menangani nasib korban-korban serangan terorisme.

"Mengapa Negara memikirkan para pengkhianat-pengkhianat bangsa yang berjuang di ISIS sana?" ujarnya.

"Mengapa malah bukan para korban yang nasibnya sangat menyedihkan?" imbuhnya.

"Saya kira negara ini sangat keliru melihat dari sisi kemanusiaan," tegas Birgaldo.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) Tolak Pemulangan WNI Eks ISIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/2/2020). (Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara terkait rencana WNI eks ISIS yang akan dipulangkan ke Indonesia.

Kepala negara ini mengaku tidak setuju atau menolak kepulangan WNI eks ISIS ini.

Pendapat ini ia utarakan selaku atas nama pribadinya, bukan dari keputusan rapat terbatas.

Mengingat rapat terbatas terkait kepulangan WNI eks ISIS ini belum dilaksanakan.

"Ya kalau bertanya kepada saya, ini belum Ratas ya," ujarnya yang dikutip dari Tribunnews.com.

"Kalau bertanya kepada saya, saya akan bilang tidak," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Kendati demikian, Jokowi akan membahas secara lebih rinci terkait hal tersebut bersama para menteri di Kabinet Indonesia Maju.

Kementerian diminta menghitung secara detail, mengkalkulasi dan menghitung plus-minus jika WNI eks ISIS terebut benar kembali ke tanah air.

"Sampai saat ini masih dalam proses pembahasan, dan nanti sebentar lagi kita akan putuskan kalau sudah dirataskan. Semuanya masih dalam proses," kata Jokowi.

Pengamat Terorisme Sebut Pemulangan WNI ISIS akan Berikan Manfaat Bagi Indonesia

Pengamat Terorisme, Al Chaidar Abdul Rahman Puteh turut menyoroti terkait rencana pemulangan ratusan WNI eks ISIS oleh Pemerintah.

Bertolak belakang dengan Presiden Jokowi, Al Chaidar berpendapat agar para mereka dapat dipulangkan saja.

Hal ini dikarenakan para WNI eks ISIS ini dapat memberikan manfaat bagi Indonesia.

Yakni berupa program deradikalisasi untuk kelompok teroris di Indonesia.

"Memang sebaiknya sekitar 660 orang WNI (eks ISIS) dipulangkan saja ke Indonesia," ujar Al Chaidar yang dikutip dari Tribunnews.com.

"Karena kita membutuhkan mereka untuk program semacam deradikalisasi, untuk kelompok teroris lain yang banyak di Indonesia," imbuhnya.

Ia juga menuturkan jika Pemerintah menolak kepulangan tersebut, maka pemerintah akan dianggap dzalim kepada mereka.

Baca: Kekhawatiran Mantan Teroris Sofyan Tsauri soal Pemulangan WNI Eks ISIS: Pura-pura Menyesal

Di sisi lain, Al Chaidar juga mengaku terkait adanya potensi bahaya yang dibawa para WNI eks ISIS ini.

Sehingga ia meminta agar ada proses screening terhadap mereka.

"Pasti ada (potensi bahaya), karena memang mereka sudah terpapar oleh radikalisme yang cukup mengkhawatirkan," kata Al Chaidar.

"Mereka itu perlu di-screening atau pun perlu dimasukkan ke dalam program pemerintah yang ada. Entah program Departemen Sosial maupun BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme)," imbuhnya. (*)

(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma/Fransiskus Adhiyuda/Wahyu Gilang)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan