Senin, 18 Agustus 2025

Virus Corona

Beda Pernyataan Kemenkes dan Dirut RSPI Sulianto Saroso soal Pasien Corona Mengaku Tak Diberitahu

Beda pernyataan Kemenkes dan Dirut RSPI Sulianti Saroso soal pasien corona yang mengaku tak diberitahu positif.

Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas medis membawa pasien ke dalam ruang isolasi Gedung Pinere RSUP Persahabatan, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan menerima total 31 pasien dengan status dalam pemantauan dan pengawasan berkaitan dengan virus Covid-19 atau virus Corona dan saat ini masih diobservasi secara intensif. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM - Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, Mohammad Syahril, dan juru bicara pemerintah untuk penangan virus corona, Achmad Yurianto, memberikan pernyataan berbeda terkait informasi pasien positif Covid-19.

Sebelumnya diberitakan, dua pasien corona mengungkapkan mereka baru tahu positif Covid-19 melalui pengumuman Presiden Joko Widodo (Jokowi) di media pada Senin (2/3/2020).

Keduanya mengaku, tak ada pemberitahuan langsung dari pihak dokter, rumah sakit, atau Kementerian Kesehatan.

Terkait hal ini, Achmad Yurianto dan Mohammad Syahril pun memberikan penjelasan.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto (kanan) dalam konferensi pers di Kantor Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (3/3/2020).
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto (kanan) dalam konferensi pers di Kantor Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (3/3/2020). (KOMPAS.com/Dian Erika)

Dikutip Tribunnews dari Kompas.com, Yuri, panggilan Achmad Yurianto, membantah dua pasien corona tak mendapat informasi sebelumnya.

Baca: Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini Timbun Masker Tak Bilang Warga: Supaya Nggak Panik

Baca: Biaya Perawatan Pasien Virus Corona, Humas BPJS: Semua Dijamin Pemerintah

Yuri menjelaskan, ada sejumlah prosedur yang harus disetujui kedua pasien sebelum akhirnya diisolasi.

Ia menegaskan ada informed consent (persetujuan tindakan kedokteran) yang disodorkan pada pasien.

Lalu selanjutnya, mereka juga akan ditanya apakah setuju atau tidak mengenai peraturan yang ada.

Yuri pun mengatakan kedua pasien telah setuju dan menandatangani kesepakatan itu.

"Kalau tidak dikasih tahu buat apa dimasukkan (ruang isolasi). Ini (informed consent) persetujuan untuk masuk ruang isolasi," kata Yuri saat dihubungi pada Selasa (3/3/2020).

"Soal (dua) pasien tidak tahu, kalau dia tidak tahu bahwa dia positif, tidak mungkin dia mau masuk ke ruang isolasi."

"Ada informed consent bahwa anda akan diperiksa ini, nanti kalau anda hasilnya begini positif, anda harus masuk ruang isolasi," tegas Yuri dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta.

Berbeda dengan Achmad Yurianto, Dirut RSPI Sulianti Saroso, Mohammad Syahril, mengaku pihaknya tidak memberitahu dua pasien corona terlebih dulu.

Mengutip Kompas.com, Syahril mengatakan informasi dua pasien positif corona terlebih dulu diteruskan pada Jokowi pada Senin kemarin.

Jajaran direksi RSPI Sulianti Saroso dan Juru Bicara Penanganan Corona Achmad Yurianto di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Rabu (4/3/2020).
Jajaran direksi RSPI Sulianti Saroso dan Juru Bicara Penanganan Corona Achmad Yurianto di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Rabu (4/3/2020). (KOMPAS.COM/DEAN PAHREVI)

Syahril menekankan pihaknya tidak diperbolehkan memberitahu pasien sebelum ditunjuk siapa yang akan mengumumkan.

Baca: Paus Fransiskus Dinyatakan Negatif Virus Corona Setelah Menjalani Tes Kesehatan

Baca: Benarkah Virus Corona Menular Lewat Udara & Tatapan Mata? Mata Najwa Bongkar Horor 60 Hoaks Covid-19

Ia mengatakan prosedur yang dilakukan sudah ada aturannya dan tertuang dalam undang-undang.

"Jadi ini kan wabah ya. Kalau pengumuman wabah ada aturan siapa yang harus berbicara pertama kali."

"Saya pun sebagai Dirut tidak boleh bicara," jelas Syahril di RSPI Sulianti Saroso, Rabu (4/3/2020).

"Itu sudah aturannya. Luar biasa kemarin Presiden yang mengumumkan dan itu sudah ada UU-nya."

"Kami pun tidak memberi tahu ke pasien sebelum Presiden mengumumkan," lanjutnya.

Penjelasan Istana

Terkait dua pasien corona yang mengaku tak diberitahu, pihak Istana memberikan penjelasan.

Pada Selasa kemarin, Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, mengatakan kasus virus corona dalam negeri merupakan situasi luar biasa.

Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (29/1/2020).
Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (29/1/2020). (KOMPAS.com/Ihsanuddin)

Ia pun menjelaskan, dalam kondisi sedemikian rupa, Menteri Kesehatan harus langsung memberitahukannya kepada Kepala Negara.

"Karena ini kan situasinya memang tidak biasa. Karena situasinya tidak biasa, ya jadi Menkes yang memberitahukan ke Presiden, Presiden yang mengumumkan," terang Fadjroel di Istana Kepresidenan, dilansir Kompas.com.

Baca: Pemerintah Iran Bebaskan 54.000 Tahanan Sementara untuk Hentikan Penyebaran Virus Corona

Baca: Ditengah Wabah Virus Corona, All England 2020 Dipastikan Berjalan Sesuai Jadwal

"Pada intinya, mengapa Presiden harus menyampaikan langsung, karena beliau menganggap ini sangat serius. Karena dalam kondisi ini kan tidak main-main."

"Harus Presiden yang menyampaikan secara langsung dan secara teknis ditangani oleh Menkes," imbuhnya.

Meski begitu, Fadjroel tak menjawab saat ditanya apakah sengaja menjaga informasi tak bocor sebelum diumumkan Presiden.

"Pada intinya adalah karena situasinya darurat. Jadi mesti ada penanganan yang sangat hati-hati," tandasnya.

Dua Pasien Corona Terkejut

Presiden Joko Widodo bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus pertama positif Corona di Indonesia, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020).
Presiden Joko Widodo bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus pertama positif Corona di Indonesia, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020). (KOMPAS.com/Ihsanuddin)

Pengumuman Jokowi mengenai kasus corona di Indonesia tak hanya mengejutkan publik, tapi juga kedua pasien Covid-19 yang tengah menjalani perawatan di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Rupanya, kedua pasien baru tahu mereka positif corona setelah pengumuman dari Jokowi disiarkan oleh media.

Sebelumnya, tak pernah ada pemberitahuan dari dokter, pihak rumah sakit, atau pihak Kementerian Kesehatan.

Hal ini terungkap dalam wawancara khusus kepada Kompas yang ditayangkan dalam Kompas.id, Selasa.

Melalui saluran telepon, Kompas mewawancarai sang pasien yang sedang di ruang isolasi.

Baca: Warga Pulau Galang Protes, Minta Pemerintah Sosialisasi Dulu Sebelum Bangun RS Khusus Corona

Baca: Pemerintah Berharap Wabah Virus Corona Tak Batalkan Ibadah Haji Tahun Ini

Kompas menyebut narasumber sebagai pasien, tanpa identitas, untuk menghormati hak pribadinya sebagai pasien yang dinyatakan positif Covid-19.

Saat Kompas bertanya apakah ada pemberitahuan bahwa dia mengidap positif Covid-19, pasien itu mengaku tidak ada.

Dia justru tahu setelah ada pengumuman resmi.

"Enggak ada (pemberitahuan). Sampai kemudian heboh kemarin itu (diumumkan Presiden)...," ujar pasien.

Setelah informasi itu tersebar luas, pasien kemudian menanyakan ke dokter yang merujuk mereka ke RSPI Sulianti Saroso.

"Karena terlanjur heboh, saya tanya ke dokter yang merujuk ke sini, dia bilang bahwa saya dan anak saya positif Corona, sambil bilang enggak apa-apa semua sudah ditangani kok..." ujar pasien kepada wartawan Kompas, Putu Fajar Arcana.

Sebelum ada pengumuman itu, Pasien 2 itu menjelaskan bahwa dia didiagnosis tifus.

Sedangkan, anaknya yang merupakan Pasien 1 didiagnosis bronkitis pneumonia.

"Saat itu juga dokter meminta kami untuk opname. Kami sempat satu ruangan, walau kemudian minta dipisah," ujar Pasien 2.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengumuman Mendadak Jokowi yang Kejutkan Pasien Positif Corona..."

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com/Dian Erika Nugraheny/Dean Pahrevi/Ihsanuddin)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan