Senin, 29 September 2025

Virus Corona

Anies Singgung Simulasi Virus Corona dengan Skenario Terburuk

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ingin mengadakan simulasi demi kesiapan menghadapi merebaknya virus corona.

Penulis: Ifa Nabila
Editor: bunga pradipta p
YouTube Najwa Shihab
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ingin mengadakan simulasi demi kesiapan menghadapi merebaknya virus corona. 

TRIBUNNEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ingin mengadakan simulasi demi kesiapan menghadapi merebaknya virus corona.

Anies sudah menyiapkan skenario penyebaran virus corona yang terburuk dengan penghitungan sudah ada 6000 kasus selama 2 minggu.

Ia berharap dengan simulasi ini maka pemerintah setempat dan masyarakat bisa lebih waspada untuk menghadapi penularan virus corona.

Dilansir Tribunnews.com, Anies menjelaskan gagasannya itu dalam Mata Najwa unggahan YouTube Najwa Shihab, Rabu (11/3/2020).

Anies mengklaim bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebenarnya sudah siap sebelum korban virus corona berjatuhan di Indonesia.

Ia kemudian berkaca pada negara-negara lain seperti Tiongkok, Iran, Amerika Serikat, Italia, hingga Korea Selatan yang baginya terlambat dalam segi persiapan.

Ketidaksiapan negara-negara tersebut membuat jumlah kasus virus corona melonjak luar biasa.

Baca: Anies Putuskan Tunda Formula E, PSI: Tepat Walaupun Terlambat

Baca: Gejala Awal Tom Hanks dan Istri yang Positif Virus Corona

"Kita lihat Indonesia menghadapi situasi ini sekarang, tapi kita sudah punya contoh di Wuhan, Tiongkok, itu bulan Desember-Januari," ujar Anies.

"Lalu beberapa minggu ini, Eropa, Iran, Korea (Selatan), kita menyaksikan lompatan luar biasa, ada pattern di sini," sambungnya.

Anies memaparkan dua pilihan, yang pertama, negara bersikap santai di awal seperti negara-negara yang sudah ia sebutkan hingga korban terus bertambah.

"Kita bisa dua pilihan ini. Pilihan pertama, ambil rute seperti Iran, Amerika (Serikat), Korea Selatan, Italia, di awal rileks, lakukan pengetesan terbatas," jelas Anies.

"Lalu jumlahnya (korban) bertahap meningkat, di Italia saya lihat datanya pada 20 Februari itu cuma 4 kasus. Dalam 18 hari, menjadi 9172," sambungnya.

"Kemudian sesudah itu lompat, pemerintahnya bertindak untuk melakukan penutupan, pembatasan, semuanya, itu satu model."

Sementara itu pilihan kedua adalah bersikap seperti Singapura, Vietnam, dan Selandia Baru yang sudah waspada sejak awal.

"Model kedua, ada Singapura, ada Vietnam, ada Selandia Baru, mereka melakukan yang dikerjakan negara-negara itu tapi di masa awal," kata Anies.

"Nah, Jakarta, kami kumpulkan semua dan kami katakan 'Kami akan lakukan yang dikerjakan di fase awal, supaya tidak terjadi peningkatan jumlah kasus'," paparnya.

Baca: Sejumlah Pengguna Kereta Commuter Line Gunakan Masker Cegah Virus Corona

Baca: Jangan hanya Corona, Waspadai Juga Penyebaran Demam Berdarah Dengue, Kemenkes: Ada 17.820 Kasus

Sejauh ini, Anies sudah mengkoordinir jajarannya untuk sebisa mungkin mencegah penyebaran Covid-19 ini.

Bahkan ia menyiapkan skenario terburuk seperti lonjakan kasus di Italia jika sampai persiapan tidak dilakuakn sejak dini.

"Kita menggunakan case terburuk untuk menyiapkan jarak, bukan berharap ini kejadian. Kita tidak menginginkan ini terjadi," tegas Anies.

"Tapi kalau kita rileks seperti di Italia, bayangkan 18 hari dari 4 jadi 9000. Kalau di Jakarta kita simulasi dengan kondisi sekarang," imbuhnya.

Meniru Singapura, Anies menyiapkan skenario kasus virus corona sudah mencapai 6000 dalam waktu 2 minggu.

"Kalau 2 minggu ke depan, kita tidak melakukan langkah-langkah yang serius, punya potensi bisa 6000 kasus, 840 parah, 300 kritis," kata Anies.

"Ini simulasi dengan menggunakan skenario terburuk, jika kita mengerjakan seperti yang dikerjakan Singapura, Selandia Baru, Vietnam," jelasnya.

Anies berharap simulasi dengan skenario terburuk itu diperbolehkan untuk diterapkan oleh pemerintah pusat.

Sehingga seluruh daerah berwenang untuk memeriksa suspect virus corona hingga melakukan karantina.

Diketahui, hingga saat ini tercatat sudah ada 34 kasus virus corona di Indonesia.

Di antaranya 4 pasien sudah dinyatakan negatif atau bebas dari virus corona dan 1 meninggal dunia.

(Tribunnews.com/ Ifa Nabila)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan