Pilpres 2024
Survei IPO: Sandiaga Uno, AHY Hingga Tito Karnavian Tokoh Baru Berpotensi di Pilpres 2024
Berdasarkan hasil survei IPO, terdapat sejumlah tokoh baru yang memiliki elektabilitas untuk maju dalam Pilpres 2024
Penulis:
Fahdi Fahlevi
Editor:
Imanuel Nicolas Manafe
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga riset Indonesia Political Opinion (IPO) merilis hasil survei tokoh yang memiliki elektabilitas untuk maju dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada Pemilu 2024.
Berdasarkan hasil survei IPO, terdapat sejumlah tokoh baru yang memiliki elektabilitas untuk maju dalam Pilpres 2024.
Baca: Tak Lagi Masuk Daftar Orang Terkaya, Sandiaga Uno Mengaku Danai Pilgub DKI Jakarta dan Pilpres 2019
"Pada 2024 ada dominan persepsi publik bahwa tokoh baru harus muncul agar permasalahan saat ini tersolusikan," ujar Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah di D'Consulate, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta, Jumat (14/3/2020).
Survei IPO menyebut mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mendapatkan 88,1 persen.
Sementara Agus Harimurti Yudhoyono dengan indeks persepsi 84,6 persen, disusul Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dengan indeks persepsi 47,3 persen.
Sementara tokoh lama yang masih memiliki elektabilitas tinggi adalah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan indeks persepsi 92,6 persen.
Disusul Menko Polhukam Mahfud MD 55 persen, dan politikus PKS Hidayat Nur Wahid.
Dedi menyebut sosok Prabowo masih memiliki elektabilitas tinggi karena pernah terpilih sebagai menteri paling dipercaya publik.
Meski begitu, Dedi menilai peningkatan suara Prabowo tidak akan lebih tinggi dibanding kompetitornya.
"Prabowo menteri paling dipercaya publik. Semeningkat apapun peningkatan suara Prabowo, akan tetap lebih tinggi kompetitornya," tutur Dedi.
Seperti diketahui, survei ini melibatkan 1.600 responden dengan tingkat kepercayaan sebesar 97 persen.
Baca: Mahfud MD Sindir Susi Karena Banyak Kapal Mangkrak di Natuna, Fahri Hamzah Bereaksi: Tak Elok
Sementara margin of error pada survei ini sebesar 4,5 persen di 27 Provinsi di Indonesia.
Survei ini digelar sejak 10 Januari hingga 31 Januari 2020.
Bandingkan dengan hasil survei Cyrus Network
