Virus Corona
Antisipasi Covid-19, Anies Baswedan Batasi Jadwal Operasional LRT, MRT dan Transjakarta
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah membatasi jadwal operasional tiga moda transportasi umum ibu kota yakni bus TransJakarta, MRT dan LRT.
Penulis:
Isnaya Helmi Rahma
Editor:
Wulan Kurnia Putri
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah membatasi jadwal operasional bus Transjakarta, MRT dan LRT.
Tiga moda transportasi umum di ibu kota itu akan dipersingkat jam operasinya.
Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran wabah virus corona (Covid-19) khususnya di DKI Jakarta.
Pernyataan ini Anies sampaikan dalam konferensi pers yang disiarkan melalui akun Facebook Pemprov DKI, Minggu (15/3/2020).
Anies mengatakan, bus Transjakarta, LRT, dan MRT hanya kan beroperasi dalam 12 jam saja, yakni dari pukul 06.00 - 18.00 WIB.
Tak hanya itu, Anies juga telah membatasi rangkaian MRT di setiap harinya.

"Rangkaian MRT yang setiap hari ada 16 rangkaian akan berubah menjadi empat rangkaian," ujarnya, dikutip dari Kompas.com.
Sementara untuk Transjakarta, hanya akan melayani 13 rute, dimana sebelumnya ada 248 rute.
Pengurangan juga dilakukan pada LRT Jakarta.
Semula kereta melintas setiap 10 menit, kini berubah menjadi setiap 30 menit.
Tak hanya itu, Anies juga mengungkapkan telah membatasi terkait jumlah penumpang di stasiun MRT Jakarta.
"Nanti di stasiun MRT ada pembatasan jumlah penumpangnya," ujar Anies.
Ia menyebut pengurangan ini dilakukan untuk mengurangi potensi interaksi secara fisik.
Baca: 7 Kebijakan Anies Atasi Corona, Cabut Ganjil Genap hingga Imbau Tak Pulang Kampung
Sehingga dapat meminimalisir adanya penularan virus corona tersebut.
Lebih lanjut Anies menuturkan terkait jumlah penumpang di stasiun MRT Jakarta.
"Kapasitas 300 orang maksimum kan, nanti akan diisi oleh 60 orang per gerbong," jelasnya.
"Ini sekaligus juga sejalan dengan pesan kami, agar dunia usaha mulai melakukan kegiatan kerja secara jarak jauh," imbuhnya.
Ia juga menuturkan nantinya para calon penumpang akan dilakukan pemeriksaan suhu badan terlebih dahulu sebelum masuk di halte maupun stasiun.
Baca: Virus Corona di Jakarta, Anies Baswedan Minta Pedagang Retail Terapkan Pembatasan Penjualan
"Sebelum memasuki halte dan satsiun akan dicek suhu tubuhnya," ujar Anies.
Anies mengatakan kalau terdapat calon penumpang yang memiliki suhu tubuh lebih dari 38 derajat celcius akan ditempatkan di ruang isolasi tertentu yang telah Pemprov DKI Jakarta siapkan.
"Kita juga akan memastikan hand sanitizer ada dimana-mana sehingga masyarakat yang dapat memanfaatkannya dengan baik,"jelas Anies.
Pasien Positif Covid-19 di Indonesia Bertambah Jadi 117 Orang
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19), Achmad Yurianto menjelaskan terkait penambahan kasus positif virus corona di Indonesia.
Yuri mengatakan pada Minggu (15/3/2020) siang, ia mendapat laporan terdapat 21 kasus baru yang terinfeksi virus ini.
"Dari pemeriksaan yang kami dapatkan mulai kemarin sore dan tadi siang terdapat 21 kasus tambahan positif corona," ujarnya yang dikutip dari YouTube metrotvnews, Minggu (15/3/2020).
"19 di Jakarta dan dua kasus lainnya di Jawa Tengah," imbuhnya.
Sehingga total ada 117 kasus positif corona per Minggu siang.

Yuri menuturkan ini merupakan hasil tracing dari kasus-kasus positif yang ada di Indonesia.
"Ini adalah kontak dekat dari kasus-kasus positif dengan yang pernah kami sampaikan kemarin," imbuhnya.
Lebih lanjut Yuri mengungkapkan terkait rentang usia dari 21 pasien postif virus corona ini.
"Tidak ada balita dan usia berkisar antara 70-an hingga 33 tahun," tegasnya.
"Kondisinya adalah sakit ringan sedang gitulah yah," jelasnya.
"Tapi karena ini positif jadi harus dilakukan isolasi untuk mencegah penyebarannya," kata Yuri.
"Untuk perawatannya, ada di banyak rumah sakit di Jakarta dan Jawa Tengah," ungkapnya.
Baca: Jokowi Dijadwalkan Jalani Tes Virus Corona Sore Ini di RSPAD Gatot Subroto
Achmad Yurianto Sebut Pemerintah Belum Akan Melakukan Lockdown
Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto menyebut pemerintah belum akan mengambil opsi lockdown menyikapi penyebaran virus corona ini.
Pemerintah sangat berhati-hati dalam menangani penyebaran virus ini, agar tidak menyebabkan masalah baru nantinya.
"Kita tidak berbicara pada angka (jumlah pasien positif), tapi berbicara pada multidimensional, karena saya katakan ini bukan masalah kesehatan saja. Masalahnya banyak banget," kata Yuri, dikutip dari Tribunnews.com.
"Apakah dengan lockdown menyelesaikan masalah atau malah bikin masalah baru," imbuhnya.
"Kita harus hati-hati betul dengan ini, kita enggak latah-latahan kok ya," tegas Yuri.
Baca: Libur Sekolah Karena Virus Corona, Jubir Yuri: Orang Tua Agar Anjurkan Anaknya tak Keluyuran
Menurutnya Indonesia memiliki kehormatan untuk bisa menentukan negara kita sendiri.
"Jadi kenapa tidak ikut seperti itu, ikut seperti ini ya karena kita negara yang merdeka, tidak harus mengikuti mereka," katanya.
Achmad Yurianto menambahkan kuncinya saat ini adalah masyarakat tidak panik dengan situasi sekarang ini.
"Kita punya pertimbangan di sini ada tim ahlinya banyak yang bisa berikan pertimbangan cukup banyak dan kita yakni tidak perlu ada kepanikan. Itu saja kuncinya," kata Achmad Yurianto.
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma/Reza Deni)