Virus Corona
Cegah Corona, KAI Larang Penumpang Bersuhu Badan 38 Derajat Naik Kereta Api
PT Kereta Api (KAI) Daop 1 Jakarta, melakukan langkah preventif dalam rangka mencegah penyebaran virus corona (COVID-19).
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Kereta Api (KAI) Daop 1 Jakarta, melakukan langkah preventif dalam rangka mencegah penyebaran virus corona (COVID-19).
Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Eva Chairunisa, mengatakan pihaknya akan melarang calon penumpang yang memiliki suhu badan lebih dari 38 derajat melakukan perjalanan dengan kereta api.
"Langkah ini tentunya untuk mencegah ataupun mengantisipasi kemungkinan terburuk dari penyebaran virus ini. Pengecekan suhu pun dilakukan saat melakukan boarding, sehingga dapat langsung mendapat penanganan," kata Eva Chairunisa di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Minggu (15/3/2020).
Baca: UPDATE Virus Corona: Pasien Positif 117 Orang, Jokowi Minta Kepala Daerah Tentukan Statusnya
KAI pun akan mengembalikan seluruh biaya pemesanan tiket kepada penumpang yang dilarang melakukan perjalanan dengan kereta api karena suhu badannya lebih dari 38 derajat.
"Kami melarang calon penumpang untuk melakukan perjalanan karena aspek keselamatan, dan para calon penumpang yang dilarang akan dikembalikan bea pemesan tiketnya secara penuh," ujar Eva.
Baca: Sempat Didemo Warga, Pemerintah Perancis Akhirnya Lakukan Lockdown
Eva pun mengatakan pihaknya pernah mendapati calon penumpang kereta api yang memiliki suhu badan lebih dari 38 derajat.
"Kami pernah jumpai di Stasiun Gambir, penumpang memiliki suhu badan lebih dari 38 derajat dan kemudian dilarang melakukan perjalanan dan dialihkan ke pos kesehatan stasiun untuk diperiksa," kata Eva.
Pasien Positif Virus Corona di Indonesia Kini 117 Orang
Juru bicara penanganan virus corona Achmad Yurianto kembali mengumumkan adanya tambahan pasien positif Covid-19.
"Kita mendapatkan 21 kasus baru, di mana 19 di Jakarta dan 2 di Jawa Tengah," kata Yurianto di Kantor Kepresidenan, Jakarta Pusat, Minggu (15/3/2020).
Yuri menambahkan kasus positif yang di Jakarta merupakan pengembangan dari kasus-kasus sebelumnya.
Itu berarti, total kasus postif virus corona di Indonesia bertambah menjadi 117 orang.
Baca: Kenakan Kerudung Abu-abu dan Terisak, Intan RJ Ungkap Penyebab Kematian sang Suami: Doakan Juga
Baca: Kehabisan Stok Hand Sanitizer? Bisa Dibuat Sendiri di Rumah, Ini Caranya
Namun, Yuri tidak memberikan detail atau rincian soal 21 pasien tambaha itu. Dia hanya mengatakan bahwa ke-21 kasus tersebut merupakan data pada Sabtu (14/3/2020) sore.
"Per hari ini, dari laboratorium yang saya terima sore belum. Kita memaklumi karena spesimen dari luar Jakarta itu kan kira-kira kalau pesawat baru sampai di sini pagi tadi ya, penerbangan pertama masuk itu kan pagi, mengalir terus sampai dengan siang. Nah ini baru dibawa ke Litbangkes, untuk kemudian dilakukan pemeriksaan," tambahnya.
Yuri bakal menyampaikan ke rumah sakit terkait info terbaru ini, untuk kemudian dokter yang menangani pasien covid -19 memberikan informasi lanjutan ke pasien atau kasus positif.
"Kenapa dia diisolasi dan sebagainya, ini adalah hak pasien pertama. Kemudian yang kedua, dokternya juga harus menyampaikan ke dinas kesehatan setempat. Ini penting dalam konteks kepentingan tracing seperti yang kita pahami bersama ini," pungkas Yuri
Imbauan Jokowi
Terkait penyebaran virus corona yang terjadi di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik.
Jokowi menyatakan, kini saatnya masyarakat untuk bekerja, belajar, dan beribadah di rumah.
"Saya minta tetap tenang, tidak panik, tetap produktif dengan meningkatkan kewaspadaan agar sebaran Covid-19 bisa kita hambat," ungkap Jokowi dalam jumpa pers yang disiarkan tvOne, Minggu (15/3/2020) siang.
"Dalam kondisi ini saatnya kerja dari rumah, belajar di rumah, ibadah di rumah," sambungnya.
Sebelumnya, sejumlah perusahaan atau instansi di beberapa daerah telah mengizinkan karyawannya untuk bekerja dari rumah.
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, untuk mencegah penyebaran virus corona, Kementerian BUMN mengimbau kepada pegawainya untuk mulai bekerja dari rumah masing-masing.
Kebijakan itu diterapkan mulai Senin (16/3/2020).
Wakil Menteri BUMN Arya Sinulingga juga menegaskan semua perusahaan milik negara tetap beroperasi.
Pihaknya juga membatasi semua bentuk pertemuan.
"Sampai hari ini semua BUMN tetap beroperasi seperti biasa tapi kita menjaga semua bentuk rapat, jumlah orang yang hadir dalam rapat, kemudian juga pembatasan mobilitas dibatasi," ujar Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga di Jakarta, Sabtu (14/3/2020) malam.
Arya juga mengatakan, waktu rapat juga dibatasi, sehingga banyak hal yang dibatasi.
"Tapi secara umum BUMN tetap beraktivitas seperti biasa," kata Arya, seperti dilansir Kompas.com dalam artikel berjudul "Wabah Corona, Kementerian BUMN Imbau Karyawan Bekerja di Rumah Mulai Senin".